Pesona Emak Indonesia
Derapan langkah kakimu, menggendang di telingaku sebelum ayam berkokok. Sentuhan halus tanganmu tidak ketinggalan mendarat di keningku dan membelai rambutku, sering kurasakan bibirmu yang menancap di keningku.
” Nan, ayo bangun sudah setengah lima, sholat subuh yuk !” seru Ibuku yang Setiap hari menjadi alarm hidup bagiku
“ Aaaaaa Silau “ sambil ku menggeliat dan memandang sorotnya lampu kamarku, dan bergegas bangun menuju kamar mandi, kemudian bergegas ke ruang mushola dalam rumahku untuk menunaikan sholat subuh.
Namaku kinan, aku berumur 6 tahun. Aku berasal dari keluarga sederhana yang sangat Humoris dan ceria, Ibuku bekerja mengurusku setiap hari, ayahku bekerja di jakarta, jauh dari rumah. Aku anak tunggal yang sangat beruntung yang belum punya adik. Sosok tinggi berambut panjang, suara melengking penuh semangat itulah Ibuku . Tidak tahu mengapa hati ini mudah sekali nurut pada sosokmu. Dirimu yang ceria, penuh perhatian, juga kasih sayang.
Brakkkkkkk !!!! Ku hampiri suara itu, ternyata si chilik, seekor kucing kecil yang ku ambil dari jalanan waktu bersepeda pagi, untuk aku rawat. Ternyata dia bermain dengan boneka tikus, sampai dia menabrak pintu rumah.
Kemudian ku hampiri Ibuku yang sedang menyiapkan bahan untuk memasak.
“ Bu…… kinan bermain bersama chilik sebentar boleh “
“ Iya …. minta tolong di cek sekalian, makanan dan minuman di kandang si Kipli dan Lingling, kalau habis kinan tambahin makananya dan ganti air minumnya ya….!!!! “
” siap, oke bu “ jawabku semangat
Setelah selesai bermain, ku membantu Ibu memasak. Memotong-motong sayuran dan kawan-kawannya. Aku melirik Ibuku yang sedang fokus mengaduk nasi di panci. Lalu aku bersiap menanyakan sesuatu pada ibu. Sambil berdoa dalam hati semoga pertanyaan yang akan kuluncurkan tak membuat nya marah .
“Bu, kapan aku dibelikan ponsel?”
“Nanti kalau sudah kelas 3 “ jawabnya singkat sambil memasukkan nasi ke dalam dandang. Kemudian ibu menoleh kepadaku
” Memangnya ipad itu kenapa?” Telunjuk Ibuku mengarah pada ipad yang tergeletak di meja. “ sambil melempar tatapan curiga kepadaku.
Yachhh memang, selama ini aku terdidik tanpa game di ponsel, aku mempunyai ipad yang di belikan oleh ayahku semenjak aku TK, tapi semua terpantau oleh ibuku. Hanya aplikasi Room To Read, gramedia digital, youtube, dan aplikasi KBBI. Sempat aku mengutarakan Ingin bermain game dengan ponsel seperti teman – temanku. Tapi ibuku belum mengijinkan. Dengan alasan anak kecil mudah terpengaruh dengan game dan akan lupa waktu. Akupun tak bisa berkata apa – apa karena jawaban Ibuku hanya “ tidak” .
Aku bergegas mandi, setelah kulihat menu sarapan sudah tertata lengkap di meja makan. sayur bayam, botok tahu dan ikan pindang. Setelah selesai kita sarapan bersama dan mulai aktifitas belajar bersama.
“ kinan, sudah lihat jadwal hari ini “ tanya Ibuku
“ Sudah bu “ dalam hatiku jadwalku hari ini panjang seperti gerbong kereta ada jadwal membaca cerita bahasa jawa, ada deadline menulis puisi.Hadehhhh sebenarnya pusing sih tapi nanti kena semprit ibuku, jadi aku senyum – senyum aja .
“ ayo kita mulai “ Teriak ibuku
Seperti biasa, sebelum sekolah Daring. Ibukku memanduku untuk melakukan senam supaya badanku tidak kaku dan sehat, kemudian aku mengerjakan semua tugas sekolah mulai menonton video materi, merangkum materi, sampai mengerjakan quiz semua aku kerjakan sendiri. Ibukku hanya sebagai satpam yang mondar mandir sambil sesekali melihat pekerjaan sekolahku.
“ ayo ini di hapus “ sambil menunjuk tulisanku yang segede biji jagung
Aku hanya tersenyum sambil berkata dalam hati kok ya ketahuan xixixixi, meskipun ibuku sering begitu tapi aku merasa senang karena ibuku selalu perhatian padaku, setiap secuil kesalahan selalu memberi perbaikan padaku. Ku tengok sejenak di catatan alarm ibuku di sepotong kertas mini yang bertuliskan, 16.00 – 17.00 membaca cerita di letsreadasia baca cerita yang menggunakan bahasa jawa. 18.30 deadline menulis puisi tentang Budi Utomo.
Ku tepuk jidat ku sambil berkata dalam hati “ kaum deadliners harus beraksi “. Ibuku ini emak super, pernah ku mengamati betapa sibuknya ibuku , bangun tengah malam sudah ribut dengan suara panci, alunan musik peralatan dapur sutil dan wajan seperti tak bisa lepas dari rutinitasnya. Belum lagi suara mesin cuci wung …wung…wung . Dan hangatnya aroma uap setrika, Tapi masih semangat mendampingiku membaca dan belajar. Tak lupa mengingatkanku sholat 5 waktu supaya tak terlewat.
Setelah kegiatan sekolah dan tugas – tugas selesai, kuberdiri di depan jendela mushola . Menatap sejuknya awan yang mengeluarkan rintikan hujan yang membuatku tersenyum dan menghirup segarnya udaranya.
“ Nan, setelah sholat ashar jangan lupa membaca ceritanya !”
“ Baik bu “ jawabku dengan singkat”
“ Kita baca berdua ya bu “ kataku
“ Boleh, ayo kita membaca bersama “ jawab ibuku sambil mendekatiku
Kita duduk bersebelahan di depan laptop. Kemudian memulai memilih cerita javanese dengan judul Arep Digawa menyang Endi ? , akupun tertarik dengan cerita yang di tulis oleh Intan Tri Istanti.
“Sreg … sreg … sreg …. Tukik-tukik wiwit netes. Pesisir! Segara! Kabeh tukik kudu mrana! Plung! Plung! Plung! Untunge, tukik-tukik wis nyemplung ing banyu. Oh! Oh! Tukik arep digawa menyang endi? Tuluuung!. Itulah sepenggal cerita yang aku baca. Seru sekali, sesekali ku melihat wajah ibuku tersemyum mendengar logat bacaku yang lucu karena baru pertama kali berbahasa jawa. Kemudian ibuku menjelaskan arti cerita itu, supaya aku paham ceritanya.
Hujan semakin deras saja malam ini, Waktu itu tepat tanggal 3 oktober, aku di perlihatkan informasi lomba menulis periode oktober 2021. Yaitu lomba mengarang puisi dengan tema
“ UNTUK INDONESIA : Sebuah Kisah, Cita – cita dan Harapan “
“ Kinan ada tantangan membuat puisi, berani mencoba itu keren lho” kata Ibuku
Aku mencoba membaca dan mengamati semua informasi yang ada di persyaratan lomba tersebut. Kemudian Ibuku memberiku begitu banyak cetakan materi tentang puisi, majas, sejarah Budi Utomo sampai Sumpah Pemuda.
“ Aduhhhhh banyak sekali ini materinya, membuatku semakin pusing “
sambil ku membaca dan memberi tanda, kosakata sulit dengan menggunakan stabilo. Kemudian aku merangkum dan mencari artinya di kamus KBBI. Pertama kali membaca baru lembar pertama sudah mendapat kosakata yang belum aku mengerti yahhhh itu adalah Propaganda . Kemudian aku mencari di KBBI. Entah kenapa mataku tertuju dengan tulisan biru yang terbaca tesaurus.
Ahaaaa aku kan punya Ibu kedua yang bisa aku tanya, ku kirimkan pesan suaraku yang imut ke Bu Guruku.
“ Tesaurus juga tautan link kamus, Nan “
“ Yaitu makna kata sesuai kaitan maknanya. Coba nanti kinan klik ya “
“ Langsung di klik ya kinan “ begitu pesan suara Bu Firoh
“ owalah – owalah ternyata link itu alamat websitenya ya Bu Firoh, baru tahu aku “ balasan pesan suaraku
Di waktu malam itu pusingku berkeliling, Bu Firoh menghiburku dengan banyak mengirim gambar hati yang lucu – lucu.
“ Bu Firoh itu gambar peluknya so so so cocok banget untuk kita, karena Bu Firoh suka warna biru, kinan suka warna pink. Jadi yang baju biru Bu Firoh yang baju pink itu Kinan “
“ jadi sama – sama gendutnya dong “ ku kirim pesan suara sambil ketawa
“ Sepanjang gerbong Naaaaaan…. ketawanya “ jawab pesanya dengan stiker yang sangat panjang sepanjang gerbong.
Aku mencoba konsentrasi, membaca dari berbagai sumber tentang kisah heroik Budi Utomo dan Sumpah Pemuda. Akhirnya aku menemukan judul yang aku suka. Sebelum ku memulai menulis, tiba – tiba yachhhhh aku merasa lapar .
“ Bu aku mau makan, lapar ?”
“ Ini sudah malam lo nan, Ibu sudah gak punya sayur “ jawab Ibuku
“ Ayam goreng penyet aja Bu! “ kataku setelah membuka kulkas ada ayam yang udah di bumbuin tapi belum di goreng.
Ibuku mencoba tersenyum menahan marah, giginya gemerutuk menahan emosi, karena sudah larut malam, aku memesan makanan di sela waktu istirahatnya.
“ sudah matang nan, ayam penyetnya, di makan dulu keburu dingin “ perintah ibuku
“ Terimakasih Bu “ sambil kudaratku bibirku di pipinya
“ Sama – sama “ jawab ibuku
Alhamdulillah aku merasa lebih segar setelah makan malam, aku bisa fokus untuk mencari inspirasi dan merangkai kata – kata. Aku bahagia sekali mempunyai dua emak super, super keren, super sabar, super gokil, super power, super membimbing dan super menghibur. Pesona emakku terpancar ke seluruh tubuhku Nasehat baiknya selalu aku ingat. Ibuku sering berkata kepadaku.
“Nan…. teruslah berusaha dan belajar untuk menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas dalam segala hal , ikhlas belajar, ikhlas berbagi keceriaan, karena ikhlas itu bagian dari bahagia nan. Tidak ada kebahagaiaan yang dapat mengalahkan rasa bahagia dari sebuah keikhlasan.”
Ibu, semoga ikhlasmu merawat dan mendidik ku, menjadi sebuah kebahagianmu sepanjang waktu.
Naik pesawat ke Maluku
Tidak lupa membeli talam sagu
Ibu begitu indah telapak kakimu
Di sanalah tempat surgaku
***
I love U Ibu.