Biodata

Assalamu’alaikum…

Hallo namaku Gusti Kinanti aku akrab di panggil kinan, aku sekolah di SD Ungggulan AL – YA’LU . Menggambar, menulis, bercerita, membaca  adalah hobiku. Bersepeda dan merawat kucing kegiatan rutinku di pagi hari. Aku suka mencoba tantangan yang baru baik literasi dan matematika, tidak takut untuk mencoba dan gagal karena berani mencoba itu hebat. Semangat belajar dan berkarya selalu berkibar.

Selingkar

PAHLAWAN VIRTUALKU

Dua tahun yang lalu
Dia datang ke negaraku
Tapi, bukan untuk bertamu
Wabah hitam, melanda dunia
Tanda bahaya corona

Gunung tinggi menjulang
Hembuskan angin yang tak tenang
Mengingat bahwa bumiku belum siuman

Hai corona....
Kau datang tiba – tiba
Menghantui setiap  sudut kota
Menjadi kabut hitam dunia
Kau ambil banyak  nyawa manusia

Hai corona...
Aku tak bisa bersekolah
Takut keluar rumah
Karena wabah melanda

Ku hanya bisa  mengenang pahlawan virtualku
Sekian lama bersamamu
Telah banyak ilmu, kau beri padaku
Literasi kau tanam  di jantungku 

Guruku... Engkau pahlawanku
Pengorbananmu tak kenal waktu
Lelahmu menghasilkan karyaku
Ikhlasmu menghasilkan imajinasiku



Kemuliaanmu memancarkan banyak ilmu
Cahayamu menjadi sahabatku
Tutur katamu menjadi orang tuaku
Senyumanmu menjadi semangatku

Kuucapkan terimakasih padamu
Jasamu pasti terkenang di hatiku
Di setiap sujudku, mendoakanmu
Semoga Surga Allah Menantimu

Lekas pulih Bangsaku
Kuingin jumpa guru literasiku
Doaku
Corona cepat berlalu

RAGAM  CERITAKU SAAT PTMT

Pandemi ini memberikan pengalaman untuk belajar secara online dan juga offline atau tatap muka. Teman – teman suka yang mana? Dua – duanya  tentu penuh cerita.Betul kan? Ada yang seru, menyenangkan, dan ada juga yang menegangkan. Teman – teman ingin tahu ragam ceritaku? Yuk baca dan berbagi pengalaman bersama.

            Saat ini, aku sudah kelas 1 SD. Tentu cara belajarku banyak berubah. Berbeda dengan saat aku masih di TK. Materi belajarku juga semakin banyak. Waktu belajar juga semakin bertambah. Aku yakin semua orang di dunia pasti mempunyai impian dan keinginan . Saat ini Impianku menjadi seorang penulis, keinginan ini muncul mungkin karena gemar  menulis. 

Matahari masih bersembunyi di balik awan hitam Titik – titik embun pun masih menempel di setiap rumput halaman rumah. Tak terasa sudah menunjukkan pukul  enam pagi ketika Ku selesai sarapan. Kumerapikan kerudung dan membetulkan ikatan tali sepatuku.

“ Bu….! Kinan pamit,” kata Kinan.

“Iya, hati – hati, ya, nak!” Ibu mencium keningku.

“ Baik, Bu…! Assalamu’alaikum!” Kumencium tangan Ibuku.

“ Wa’alaikumsallam, hati – hati” pesan Ibuku.

Ku melangkahkan kaki untuk menghindari air yang menggenang di jalan berlubang di depan rumah pak Joko, meskipun cuaca mendung, tapi hatiku bercahaya hangat,  tetap bersemangat untuk kesekolah. Kebetulan jarak rumah dan sekolah tidak begitu jauh, jadi bisa kutempuh dengan berjalan.

Kumembetulkan kerudungku yang sedikit miring tertiup angin, kuberjalan beriringan dengan murid lainya memasuki halaman sekolah. Sudah banyak teman – teman yang mengantri cuci tangan dan mengukur suhu tubuh. Setelah selesai kubergegas masuk ke kelas, tak sengaja berpapasan dengan  Mahira.

“Permisi”  kataku

“ Ayo kinan buruan, Bu Nandya sudah datang” jawab Mahira.

Ada tiga mata pelajaran jadwal hari senin yaitu Math, ICT dan Social. Untuk pelajaran matematika sih ku gak ambil pusing sama sekali, kebetulan  sudah gemar sama matematika. Bu Nandya guru yang asyik, sabar sekali dan ramah.

Selanjutnya ICT, hmm…membuatku cukup berkeringat, utak –atik hardware komputer, kupelajari dari Pak Bambang. Guru pendiam tapi senyumanya bagai power suply yang bisa mengalirkan energiku. Setiap pelajaranya  ku teringat celoteh Ibuku.

“ Are you excited”  celoteh itu terngiang di pikiranku

Ibuku selalu siap mendukungku, sesulit apapun materinya berusaha membuatku terus bersemangat, merelakan komputer di bongkar pasang supaya ku cepat memahami materi dari Pak Bambang.

“ Anak-anak sudah paham, ada pertanyaan?”  tanya Pak Bambang.

‘Pak Bambang…! Kinan mau bertanya?’ seruku sambil kuangkat tanganku.

“ Iya silahkan” jawab Pak Bambang santai

“ Fan heatsing itu letaknya di atas processor  ya Pak Bambang!” tanyaku.

“ Iya, betul sekali” jawabnya sambil menunjukkan letaknya.

Yach tak terasa waktu sudah cepat sekali berjalan, pelajaran ICT pun berakhir.

Tibalah giliran pelajaran  social, aku percaya diri dan bahagia bahwa aku pasti bisa mengenal peta buta provinsi seluruh indonesia dengan bermacam – macam budayanya.

” Assalamualaikum anak – anak!” sapa ibu guru riang.

“ Wa’alaikumsallam Warochmatullohiwabarokatuh” jawab semua murid serentak.

Yess, Bu Halijah kataku dalam hati. Ibu Halijah adalah guru yang unik sering belajar melalui permainan yang menarik, tutur katanya  pun cepat membuat muridnya sangat akrab denganya. Mempelajari  lagu daerah juga menjadi hal yang cukup seru dan menghibur lo, aku pernah mendapat tugas menyanyi lagu daerah yang berjudul suwe ora Jamu. 

“Siapa yang tahu, lagu asal daerah mana ya?”

“ sudah hafal atau belum?”

Tak hanya mempelajari budaya daerah, tapi pesan dalam lagu ini sangat bagus. Menjaga kesehatan dengan minum jamu itu membuat tubuh selalu bugar. Oh ya, saat menghafal lagu ini, kunyanyikan berulang – ulang sebelum Ibuku memvideokannya. Setelah aku yakin, barulah aku siap dengan kostum, musik, dan ekspresiku. kemudian kukirim ke google classrom. Betapa terkejutnya dan malu juga  saat videoku diputar saat pembelajaran. Tapi nggak papa juga sih. 

Oh ya teman-teman, belajar PTM di sekolahku dilaksanakan secara terjadwal. Untuk kelas 1, jadwalnya tiga hari dalam 1 minggu. Tiga hari lainnya masih melalui daring. Jadi saat PTM, pembelajaran di kelas juga dionlinekan dengan teman-teman yang sedang daring. tentunya aku berharap, bisa masuk sekolah setiap hari. Tapi aku harus bersabar, hingga kondisi menjadi lebih baik. 

Kring! Kring!

Sebagian murid berteriak bahagia, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi tidak denganku. Baru  satu bulan ku menjadi murid kelas 1, tapi terasa sudah lama mengenal guru baruku, salah satunya ada Bu Inul yang selalu riang beryanyi lagu anak – anak bersama, membuat kreativitas dan menyalurkan hobiku bersamanya, dengan penuh keceriaan yang tak akan terlupakan. Ku bisa berekspresi tersenyum, sedih, tertawa, menangis bahkan marah aku jadi mahir berekspesi dengan Bu Inul.

Belajar lokomotor dan nonlokomotor, senam berirama, tentu sangat seru bersama Pak Krisna, yang selalu berpesan kepada semua muridnya, untuk selalu tetap menjaga kesehatan dengan olahraga setiap hari. Aku suka dengan gaya pak krisna yang berasa seperti teman, setiap kegiatanya terasa lebih ringan dan menyehatkan.

Alasan untuk bersyukur, dan terus bersyukur adalah mengejar impianku, dengan motivasi yang  terus kudapatkan dari guru literasi ku yang tak pernah henti. Setiap hari menjadi matahariku, berliterasi dalam hati sampai rembulan menanti. Literasi tak cukup dengan membanggakan diri dengan prestasi,  merasa puas atas apa yang sudah  kita capai saat ini.

Bercerita, berlatih menulis cerita bisa menciptakan ide kita, tetapi bimbingan berliterasi itu juga sangat dibutuhkan. Bu.Firoh adalah teman literasi terbaikku, kegiatan literasi tak pernah berhenti meskipun aku sudah tidak menjadi muridnya di sekolah, tetapi tetap menjadi teman terbaik. Setiap hari selalu memberi semangat, supaya literasi hati yang erat terjalin.

Mengenal hardisk dan cpu
Harus gemar membaca buku
Bu guru, ku ucapkan thank you
Menggali imajinasiku
***

SURAT KANGENKU UNTUK BU SUSAN

Malang, 10 April  2022

Guruku tersayang

Bu. Susan

Di Malang

Assalamu’alaikum. WrWb

Apa kabar, Bu Susan ? semoga Bu Susan sehat selalu dan dalam keadaan baik. Alhamdulillah Kinan juga dalam keadaan baik dan sehat Bu Susan .

Tahu gak Bu Susan aku sangat kangen banget sama Bu Susan, selama pandemi covid kita tidak pernah berjumpa dan belajar langsung di sekolah, ku belum merasakan sentuhan pensil bersamamu untuk belajar menulis, belum merasakan membaca bersamamu dengan duduk berdampingan, belum melihat senyummu yang berbinar didepanku. Tak terasa sekarang aku sudah beranjak kelas 1 SD dan belum pernah berjumpa denganmu.

Tapi  dengan semangatmu  kumerasakan magnet semangat yang berjalan dalam setiap nadi di seluruh tubuhku meskipun hanya lewat virtual. Sebelum kelas google meet di mulai kuselalu menyempatkan mengirim pantun semangat untukmu, apakah Bu Susan masih ingat?. Banyak yang berfikir kalau belajar hanya di depan laptop memang sangat membosankan, tapi entah kenapa tidak demikian denganku, aku tetap bersemangat dengan tugas – tugas yang  ada di google classroom. yang aku rasakan hanya rasa rindu yang sangat menggunung padamu. Rasanya ingin memelukmu, tapi apa mungkin aku memelukmu lewat virtual?.

Sering kumembayangkan  bermain dan bercanda dengan Bu Susan?, apa Bu Susan juga merasakan apa yang Kinan rasakan?.

Ku sangat menikmati semua kegiatan sekolah virtualku, melihat videomu menjelaskan tentang tanaman padi dan berpantun di video itu, ohhhhh …. Bu Susanku!   dari video itu aku baru pertama kali mendengar alunan pantun dari suara renyahmu, ku sangat penasaran dan akhirnya sering berbalas pantun dengan Bu Firoh, pasti Bu Susan kenal dekat kan dengan Bu Firoh?. Yah guru yang manis  dan juga aktif sepertimu, tapi sayang sekali,  beliau tidak pernah mengajarku di google meet.

Selain itu banyak kegiatan seruku di google classroom, ku juga  belajar berhitung, menulis, membaca dan menghafal surat pendek, ada kegiatan yang sangat kusukai yaitu mewarnai gambar, menambah objek gambar sampai membuat tugas karya membuat mesin cuci, rumah adat papua, mahkota, membuat karya rumah adat gadang  dari bentuk bangun ruang geometri, karya 3 dimensi membuat masjid jami’ kota Malang yang sangat menantang untuk berkreasi dan aku  berhasil membuatnya selama 3 hari supaya aku bisa menunjukkan hasil karya terbaikku  padamu. Supaya bisa membuatmu senang dan bangga, meskipun hanya lewat virtual kubisa menunjukkan semangat membaraku untuk mengobati lelahmu.

Yang paling berkesan itu waktu  membuat kacamata dari kertas, tahu gak Bu Susan?  kumembuatnya dari kertas watercolor yang kuwarnai dengan spidol jadinya sangat unik dan cantik sampai sekarang masih sering aku pakai setiap kegiatan read a loud.

Ahhhhhhh hampir lupa Bu Susan ! aku teringat akan kelas cooking virtual with mom setiap hari selasa, mulai membuat salad buah, omeled, membuat opor ayam sampai aku bisa membuat sate ikan patin, semua tugas memasak itu membuatku menjadi dekat dengan Ibuku, sampai sekarang aku sering memasak berdua bersamanya, sangat menyenangkan sekali, karena setiap memasak aku selalu teringat padamu dengan pantun – pantun yang aku gemakan buatmu saat mengumpulkan tugas video memasak yang sangat asyik kala itu.

Bu susan, pasti juga masih mengingat kenangan kita berdua, selain seru di kegiatan google meet yang seru  bersama teman – teman, setiap google meet selesai aku menunggu teman – teman leave dari google meet semua, ku menunggu kesempatan hanya berdua denganmu. Kita asyik mengobrol berdua, ku sangat senang sekali bisa bercerita bersamaamu, santai menceritakan pengalaman yang seru, bercanda dan berceloteh gemas sampai kita tersenyum dan tertawa bersama, aku masih menyimpan kenangan itu Bu Susan, apa  Bu Susan masih mengingatnya juga?.

Bu Susan, meskipun kita sudah tidak ketemu virtual dan PTMT, kenangan dan keceriaan di waktu TK tidak akan aku lupakan, suatu saat  akan kutulis kenangan pengalaman kita menjadi sebuah cerita yang berkesan bersamamu. Sebagai rasa terimakasihku kepadamu yang sudah menjadi semangat setiap kegiatanku. Ku berharap masih diberi kesempatan untuk menyapamu apabila  dipertemukan di kemudian hari.

Sudah dulu ya Bu Susan semoga suatu saat kita bisa bertemu dan melepas rindu bersamamu.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Salam Kangen Dari Muridmu

Gusti Kinanti

Read the rest of this entry »

PESISIR BAHAGIA

sepasang kaki mungil telanjang  mencelup butiran pasir yang bersatu dengan hempasan ombak mungil,  langkahnya tertata ikut irama  membentuk jejak tapak imajinasi,  Kubiarkan kakiku dihempas air. Aku tetap berdiri di atas hamparan pasir di pinggir pantai. Sesaat air meredamnya sebagian. Sesaat juga hilang lenyap dan menjauh.

Pantai bukanlah tempat untuk bekerja, membaca, menulis atau berpikir. Ketika ku merasakan capek dengan banyaknya kegiatan, ku lari ke pantai, Karena ku tau di sana akan ada bisikan ombak yang menenangkan dan memberikan nasihat serta mencari hewan sahabat. Hamparan pasir yang luas untuk berlari atau sekedar membuat bangunan menggunakan pasir, mampu membuat penat hilang sejenak untuk menyambut hangatnya aktifitas.

Gerimis terus rintik – rintik, ku masih terjaga tak memejamkan mata, terlalu asyik menikmati  keseruan perjalanan. Hatiku  bermetamorfosa menjadi  gumpalan awan yang cantik yang di huni segerombolan burung terbang Bersama kawanya membentuk barisan segitiga yang simetris.Tak kubiarkan mata ku melewatkan panorama sawah di kanan dan kiri jalan yang  menjulangkan tubuh  lentiknya tanaman padi dan tebu.

“ Tooonnnnnnnnnnnnnn” suara bel bus yang melaju  cepat keluar dari  terminal Blitar. Ku amati hiruk pikuknya jalanan yang menjadi aksesoris perkotaan. Dengan menikmati perjalananku banyak sekali bentangkan pengalaman yang aku dapat, ku mengerti banyak sekali macam rambu – rambu  yang sangat  asing buatku, mulai rambu  jalan menanjak, jalan licin, turunan curam, jalan memutar bahkan jalan berbelok tajam menyerupai huruf S.

Pengalaman perjalanan yang menegangkan semua terobati  pada Pantai Selatan Jawa yang  tak pernah henti-hentinya untuk dieskplor, termasuk di wilayah Jawa Timur. Ada beragam pantai eksotis yang bisa Sweet dikunjungi, salah satunya adalah Pantai Sine Tulungagung. Destinasi wisata di Tulungagung ini banyak dikunjungi karena panoramanya yang indah , banyak nya pohon cemara di tepi pantai sangat memanjakan panca indra.

Pantai di Tulungagung ini memiliki nama yang agak kebarat-baratan yaitu Sine. Seolah-olah seperti Shine, padahal bacanya Sine biasa. Namun, keindahannya memang benar-benar shine bright alias memukau banget. Ombaknya yang besar, air lautnya biru, dan panorama tebing hijau di sekelilingnya membuatku  betah berlama-lama di sini.

Ku ukir nama guru literasiku dengan telunjuk hatiku di pesisir pantai yang putih bersih  ku tulis dengan jelas namamu supaya ombak persahabatan datang untuk membacanya . Dan seluruh panorama alam menjadi peserta kenangan semangat kita. Di tengah lautan namamu akan selalu hidup.

Pantai adalah tempat yang cocok untuk menyimpan kenangan Semangat kita  yang bagai  batu karang di tepi pantai. Tetap kukuh dan tegar tersenyum , meski selalu dihantam kerasnya deburan ombak. Semangat berliterasi dengan senyuman terus mengudara meskipun banyak deadline merambat menghiasai jadwal kita.

Ku berteriak , berlari kencang, melompat tinggi terbang bagaikan burung rajawali yang memiliki sayap dan kaki sangat  kuat. Sesekali ku tidur terlentang di atas pasir dan membiarkan ombak kecil mengerumuniku. Santai sejenak, tenang, nyaman dan segar merasuki tubuhku. Alam bisa sebagai dokter kekakuan hidupku selama ini.

Tujuan lain aku  ke pantai sine juga mencari rasa ingin tahu tentang muara sungai dan ikan glodok yang sudah lama mencabik – cabik rasa penasaranku. Ibu ku mencari dan mengumpulkan banyak  informasi tentang keberadaan ikan glodok. Di Mana Habitat Ikan Glodok? 

            Yach… tepatnya pada ekosistem mangrove atau hutan bakau serta Kawasan yang berlumpur adalah tempat favoritnya. Pantai sine memiliki sudut panorama yang unik yaitu muara  serta terdapat hutan bakau itu tujuan utamaku untuk menangkap ikan glodok. Coba, bayangkan kalau ada ikan yang bisa melompat ke daratan, berjalan bahkan memanjat pohon. Seperti apa sih ikan yang doyan pecicilan keluar dari air, apakah ikan ini bosan di air atau bagaimana? Ikan glodok atau mudskipper ini memang memiliki kebiasaan melompat di lumpur juga sering memanjat pohon bakau.

Laut! laut! laut lepas! biru, segar, dan bebas!

Lautan adalah salah satu dari pemandangan alam paling indah dan menakjubkan

Ada semut di atas lantai

Semut tak suka mentimun

Ayo ke pantai biar  santai

Daripada hanya duduk melamun

SERAT SILATURAHMI KUE APEM

Kue  ini berwarna putih yang sudah sangat merakyat di pulau Jawa, namanya kue apem adalah salah satu jenis kue tradisional Indonesia, citarasa, bentuk dan warnanya sudah berubah dengan perkembangan imajinasi pembuatnya. Ada yang di masak dengan cara di kukus maupun di panggang. Dengan bahan  dasar yang sama memiliki keunikan rasa yang berbeda.

Kue ini umumnya di konsumsi oleh semua masyarakat tua, muda bahkan anak – anak sepertiku. Karena sudah sangat merakyat, menemukanya pun tidak sulit karena masih dijual oleh masyarakat di pasar-pasar tradisional hingga toko-toko kue, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Bahkan sangat mudah sekali untuk membuatnya sendiri.

Kue ini unik, rasanya sangat empuk, lembut dan gurih , serta terbuat dari bahan bahan sederhana seperti tepung beras, gula, ragi dan sedikit pewarna makanan. Tapi Ibuku  memberikan campuran tapai sebagai penambah rasa, sehingga kue Apem lebih terasa nikmat dan beraroma yang sangat cepat sekali merasuk ke pori – pori indera penciumanku, apalagi jika disajikan hangat wahh…. Sangat memanjakan indera perasa, kue apem hangat ini berhasil membuat fungsi indera perasa berkerjasama dengan sempurna, rasa asin, manis, pahit, gurihpun bercampur dan berkolaborasi seimbang untuk menciptakan rasa yang sangat istimewa pada kue apem ini.

Kulihat tepung beras, tapai singkong, ragi instan, gula, pewarna makanan tertata di meja dapur. Ibuku melayangkan 10 jarinya untuk  berkarya dan berekspresi di sebuah wadah inspirasi. Awalnya ku hanya melihat dan berdialog santai, tapi entah mengapa jemariku ini  kesemutan tak kuasa menahan ingin sekali ikut berjalan – jalan di wadah inspirasi. Akhirnya kita memulai membuat kue apem kukus mini yang cantik dengan tujuan kita bisa nikmati bersama selagi  hangat. Sehingga tercipta pengalaman yang sungguh berkesan.

Sesederhana ini kah membuatnya? pikirku sedikit terheran, tapi sungguh luarbiasa di balik kesederhanaan kue apem ini, memiliki filosofi yang sangat tinggi. Hampir di seluruh Jawa bisa kita dapati kue jenis ini. Bahkan pada saat menjelang Ramadhan nama kue apem akan menjadi buah bibir yang sangat manis. Karena seringkali aku mendapat kiriman kue apem dari tetangga sekitar rumahku. Selain menyambut bulan puasa, kue apem seringkali ada mulai dari acara syukuran, hingga kematian.

Aku pernah mendapat materi pelajaran di sekolah dari Bu guru tentang tradisi megengan,  konon kata apem sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu “afuan” atau “afuwwun” yang berarti pengampunan. Orang Jawa menyederhanakan penyebutannya sebagai “Apem” sehingga dalam filosofi Jawa, kue apem ini merupakan simbol pengampunan atau mohon ampun dari berbagai kesalahan.

Nah tradisi megengan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, selamatan menjelang bulan suci yang dinanti-nantikan. Biasanya dilakukan di masjid, tapi banyak juga yang menyelenggarakan di rumah, mereka mengundang kerabat dan tetangga dekatnya untuk berdoa dan santap makan bersama. Menurut ceritanya sih, tradisi megengan ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat penyebaran agama Islam di Jawa yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas nikmat Yang Maha Kuasa.

Namun, setiap kota memiliki filosofi masing-masing tentang kue apem ini, beda lagi kalaui di Jogja, kue ini digunakan dalam peringatan kenaikan tahta, sementara masyarakat Cirebon memaknai apem sebagai wujud kebersamaan, sehingga kue ini sering dibagikan cuma-cuma pada tetangga sekitar saat bulan Safar.

Wah ternyata banyak sekali ya keistimewaan kue apem ini, selain rasa yang lezat juga memiliki history yang memikat. Dalam setiap kandungan serat kue apem juga terdapat silaturahmi sejuta umat, sebagai jembatan saling minta maaf antar masyarakat, dan sebagai pintu untuk saling memaafkan antar sesama.

Mepe kloso ning cedak gapuro

Ditali rapet nganggo kawat

Kue apem iku tondo njaluk sepuro

Yen ora berhasil kudu tetep semangat

***

HARAPANKU PEMUDA INDONESIA

Di tahun seribu sembilan ratusan
Kita mengalami penderitaan
Ekonomi, fisik, moral maupun kemanusiaan
Semangat pelajar sampai Bangsawan  di gerakkan

Seribu sembilan ratus delapan
Sutomo dan Kawan – kawan kedokteran
Pembawa obor masa depan
Progaganda di gencarkan

Wahai Pemuda Pendahulu
Kaum muda bangsaku
Yang hidup puluhan tahun berlalu
Membara, bersatu, menyingsingkan lengan baju
Mengabadikan lentera Nusantaramu

Bumi ini Bagai gelora api
Yang berkobar tegak berdiri
Marah ....karena lemah hati
Kemalasan membuat jiwa mati

Ku Ingin
Ku mau
Jemari kecilku ini
Kepalan mungilku ini
Langkah kaki ini
Mengisi perubahan Negeri
Bukan dengan permusuhan
Bukan dengan persaingan
Bukan saling  iri dan benci
Tetapi, dengan....
Cita – cita yang suci

Hatiku bergetar ketika mendengar
Bait Sumpah Pemuda terpancar

28  Oktober berbagai suku menyatu
Menyatukan Tanah Airku
Menyatukan Bahasaku
Menyatukan Bangsaku
Untuk Indonesiaku



Harapanku.....
Hutan lebat melimpah rusa
Melihatnya tersenyum bahagia
Janganlah persatuan ini binasa
Junjung tinggi nama baik Bangsa

28 oktober Hari Sumpah Pemuda
Bulatkan tekad, semangat Bangsa
Luhur dan mulia sejahtera
Jayalah Negriku Indonesia.

JINGGA TAK PERNAH SENJA

Rasanya baru kemarin aku melihatnya memberi makan kucing – kucingnya sendirian dengan kuncritan rambut menjulang bagai air mancur yang tegak bertulang . Tiap sepulang sekolah, dia berputar mengelilingi tanaman pot depan rumah yang tak begitu luas. kuamati dia sedang menyapa sepasang belalang berjabat tangan dan rasanya enggan mengganggunya.

Manis tanpa rasa yang terlihat pada bola mata, namanya Jingga gadis kecil yang tak pernah memiliki senja. Dari namanya jelas perpaduan warna merah dan oranye. Dia mempromosikan kegembiraan dan kreativitas yang membawa kesejahteraan energi emosional.

Jingga membantu seseorang pulih dari kekecewaan, meringankan rasa capek atas pekerjaan bahkan teman yang terluka oleh pukulan kesombongan. Jenaka yang ia ciptakan mampu menyulap kesedihan menjadi kegembiraan.

Meskipun hari larut meninggalkan senja, jingga tak merasa hening. Ia membentangkan mimpi tak berhujung bagai mimpi mencari kehidupan.

Dia tetap tersenyum meskipun menggigil di tusuk malam. Memberikan penerangan untuk teman yang terperangkap kegelapan, mengukir wajahnya dengan keceriaan. Bahkan mata harimau tajam hendak berpelukan mendapat senyuman keyakinan bahwa dia tidak melakukan kesalahan.

Jingga tak mengharapkan bintang berlebihan cukup dengan terang bulan. Ia tak mengharapkan ketenaran tapi hanya cukup dengan senyuman ketulusan .

Senja berpacu cepat, tak pedulikan hentakan keberisikan nokturnal semakin malam semakin merayap, menyayat malam dengan sigap untuk menyempurnakan kehidupan. Tapi Jingga tetap semangat tak pernah sendu, celotehnya bagai senandung camar merdu sampai mentari kembali muncul menyemangati hidupmu.

RINDU DALAM DIAM


Pahatan gunung memecah langit
Berselimut awan beralaskan tumit
Pikiranku terkadang sedikit rumit
Kenapa kau pergi tanpa pamit 

Oh.....Anindya
Berarti cantik jelita
Cahayamu menembus sahaja
Melihatmu terasa dalam nirwana

Anindya.....
Saat kau hadir di latihanku
Begitu gugup hatiku
Aksaku terus melirikmu
Apakah?  ini rindu ?

Anindya penuh romansa 
Senyummu bagai bianglala
Kisahmu bagai rembulan arungi samudra
Ramah bagai pohon melambai warna 

Sejak suara tak beranjak 
Tapi jantung kencang berdetak
Ku tutup mataku sejenak 
Anindya teruslah menjadi jejak

Ku tatap kelincahan  imago mu
Kicauanmu begitu merdu
Pukulan raketmu membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untukku 

Ingatkah engkau 
Saat kau bonceng aku
Jemariku tak ragu mendekapmu
Aduhhhh aku sakit terserang rindu 

Anindya .....
Meskipun sebentar melihatmu
Aku bepesan untukmu
Tetap jadilah guruku 
Harapanku tetap bertemu 
I Miss you 

CIKGU GENERASIKU

Menjelang senja
Kelap kelip warnanya
Melihat wajah lelahnya 
Sungguh mulia keringatnya

Kau tak sadar menahan lelah 
Tak kau abaikan dinginya lantai sekolah
Tidak mengharap kemilau gelar dan anugerah
Tersorot kerelaan menggenggam suatu amanah

Sadarkah engkau  ku pelan bergerak
Melihat matamu terpejam sejenak 
Kacamatapun  tak beranjak 
Kasih dan semangatmu tetap semarak

Wahai Guru pengganti ayah dan Ibuku
Lelahmu membentuk generasi baru
Mewariskan semua Ilmu
Yang terus hidup sepanjang waktu

Ku ambil awan untuk menyelimutimu 
Ku panggil matahari menghangatkan tubuhmu 
Embun lembut sebagai bantal pengganti tangganmu
Rasanya  ku ingin  mengusap keringatmu 

Terimakasih Cikgu
Senyumu
Lelahmu
Ilmumu
I miss you 


Buku Dan Pena Inspiratifku

Buku adalah jendela dunia di mana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman, Buku itu bagai seorang ibu bagiku, sedangkan pena adalah teman setiaku. Karena buku memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman inspiratif orang cerdas di dunia. Bahkan menjadikan kita sebagai anak kritis dengan kosakata baru menimbulkan rasa ingin tahu sehingga setia membaca buku.

Hobi membaca merupakan satu di antara kesukaanku, yang banyak mendatangkan manfaat positif. Cukup di rumah dengan membaca , apalagi di masa pandemi virus COVID-19 seperti sekarang, membaca buku merupakan sumber hiburan yang sangat murah sekali, karena kita tak perlu menyiapkan banyak biaya. Kapanpun dan di manapun, kita bisa membaca virtual dari berbagai aplikasi maupun membuat perpustakaan mini di rumah dengan berbagai koleksi buku yang kita punya.

Sedikit cerita kisah awal perjalananku dengan Buku dan penaku, aku siswa kelas 1 SD yang tersadar dengan pentingnya literasi membaca dan menulis sejak duduk di bangku TK, buku membimbingku untuk menjadi kreatif dan kritis dalam  segala kegiatan untuk tetap produktif berkarya. Hanya dengan berawal dari kegiatan membaca, membaca, membaca kemudian menulis.

Buku dan pena senantiasa berdampingan, seperti aku dan guruku maupun Ibuku yang selalu melangkah berdampingan. Melewati masa tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya gelap akan pengetahuan dengan buku kita menjadi berbinar yang memancarkan sinar, Ibuku  pernah berkata buku itu bisa menyihir kita dengan bahasa – bahasa  manisnya. Membentuk karakter kita, dan beliau berpesan bacalah buku sesuai usiamu yang memberikan pesan moral yang positif untuk membangun karakter di usiamu yang masih kecil.

Buku akan mempengaruhi  pola pikir kita, karena setiap membaca buku meskipun buku sudah lepas dari kita, tapi isi dari buku akan tetap menempel kuat di pikiran kita. Kemudian kita mengikat ilmu dengan goresan – goresan lincah pena dari tangan kita, bait demi bait , larik per larik  bahkan berlembar – lembar di buku kemudian  melukiskan setiap kehidupan kita menjadi sebuah karya.

Yachhh, kumulai setiap karyaku dengan berliterasi yang sangat sederhana, yaitu merangkum setiap pelajaran dari sekolah dengan merangkum atau infografis. Bahkan membuat mind mapping membuat  kita aktif membaca dan menyimpan materi dalam pikiran kita untuk  melatih daya ingat kita dengan sebuah tulisan. Setiap hari ku selalu menyempatkan membaca nyaring di letsreadasia dengan aneka bahasa. Yaitu bahasa indonesi, jawa dan english, untuk menambah wawasan kita dengan memahami arti bahasa serta membangun tutur kata menjadi sopan dan lebih  baik.

Tidak sampai disitu semangatku berliterasi, aku  membuat jadwal rutin yaitu  membaca 5 hari 1  buku cerita karena aku harus membagi waktuku dengan banyak kegiatan dan menyelesaikan tugas di sekolah. Aktif mengikuti kelas zoom read aloud dari penulis buku anak maupun penerbit. Untuk mendapat pengalaman dari berbagai mentor yang sudah ahli di bidangnya. Setiap ada waktu luang atau liburan, aku semangat mengikuti beberapa pelatihan kelas menggambar, membuat komik, cergam, bahkan pelatihan menulis siswa sasisabu dari tim MediaGuru.

Menulis adalah seni jemari lentik kita, menulis dari hal sederhana setiap kejadian pengalaman yang kita alami setiap hari akan menjadi kumpulan memory yang berkesan dalam hidup kita, suatu saat akan menjadi ide luar biasa dari  karya tulis kita, setiap ada waktu kosong ku menulis pengalaman seruku di agenda harianku, terkadang juga kumenulis puisi dan pantun, semua terasa asyik asal kita melakukan dengan hati senang dan semangat.

Buku dan pena adalah sarana paling berharga yang mengubah jalanya cerita, banyak cerita perubahan perjalanan yang berawal dari buku dan pena bisa merubah kebodohan menjadi kepintaran, merubah tidak tahu menjadi tahu dan paham akan ilmu, dari tidak bisa berkarya akhirnya memiliki banyak karya, buku dan pena adalah lentera kehidupan yang menerangi manusia dan membuat manusia terus bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena tidak  membiarkannya larut dalam kebodohan dan buta aksara.

Memburu banyak ilmu dengan buku

Kutulis kisah inspiratif dengan riang hati

Ayo kirim naskah di mediaguru

Mencari pengalaman seru bersama  IKAPI

LITERASI MERDEKA

( G.Kinanti )

Dulu aku buta dengan angka
Buta dengan aksara
Pena pun bingung menulis  cerita
Karena tak gemar membaca

Secarik kertas telah  ibu berikan
Kenapa tak engkau mainkan
Di dalamnya banyak dekorasi tulisan
Tapi, mengapa kertas itu hanya kau simpan ?

Ku bangkitkan semangatku
Wawasan luas telah  menantiku
Seluruh dunia terukir dalam buku
Membaca menjadi budaya literasiku


Ku baca semua samudra ilmu
Kisah dunia bahkan binatang lucu
Ikhlas setiap halaman tanpa jemu
Aku berdialog untuk menjadi sahabatmu

Sekarang kita sudah merdeka
Membaca apapun yang kita suka
Literasi di berbagai media
Literasi  merdeka membaca

Malang, 23 Agustus 2022

MERDEKA DI ATAS KARYA


Dulu….
Kau sibuk dengan bambu
Melawan mesin mesiu
Langkahmu terus maju
Perlahan melepas belenggu

Ujung bambupun menjadi saksi
Nusantara terus beraksi
Bersimbah darah penuh ambisi
Merdeka..!!! seluruh penjuru dimensi

Merah putihku
Semangatmu seperti geni
Membakar pasukan kompeni
Siang malam menantang maut
Kilatan bambu runcing menyulut
Koloni yang kian semrawut

Menyimak sejarah empat lima
Ruh dan jiwa tak ada harganya
Merdeka…!!
Merdeka…!!
Merdeka !!!
Mereka koma, bahkan tiada
Nama harumnya pupus seketika
Terkalahkan kura – kura ninja bahkan artis idola
Ku kibarkan syair merdeka
Alunan bait puisi Indonesia
Sumpah anak merdeka
Raih prestasi segunung, sepulau bahkan benua

Kini berkibar syair sang saka
Aku bisa membaca
Aku bisa berkarya
Aku anak Indsonesia
Merdeka..!!!
Literasi tiada tara.

JIWA MUDA SUKA BERKARYA

Jiwa Muda Suka Berkarya

Satu dua tiga dan empat

Pramuka itu hemat cermat

Ambil korek pasanglah lilin

Pramuka selalu dispilin

            Pasti tak asing lagi  pantun pramuka  di atas yang sering dinyanyikan saat  kegiatan pramuka, Yach Pantun ciptaan Bapak AT. Mahmud Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Yang muda yang berkarya supaya di kemudian hari mampu memiliki mahakarya.

            Saat ini  usiaku 7 tahun bergabung dengan Pramuka Siaga  yang di bimbing oleh Bunda Cristin di sekolahku. Dalam Pramuka mengajarkan kedisiplinan, keteguhan, kepemimpinan, kesetiakawanan, dan cinta Tanah Air. Anak-anak Pramuka juga dikenal penuh semangat.

            Saat Pandemi, Pramuka tak gentar  untuk mampu berkarya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, memunculkan kreativitas di masa pandemi melalui teknologi dengan semangat yang tinggi. Dengan  berbagai macam aktifitas daring  yang kutemui. sangat seru sekali mulai menyanyi sampai tali temali. Tak hanya itu pramuka mempunyai segudang pengalaman ilmu, mengajarkan sopan santun, tutur kata yang baik  dengan sikap disiplin, kupelajari juga kode kehormatan  bagi seorang pramuka siaga yaitu Dwi Satya dan Dwi Darma.

            Meskipun ku baru mengenal lambang pramuka, buah kelapa yang baru tumbuh, memiliki akar menancap kuat. Sama seperti semangatku yang kuat, berlatih mendapatkan Ide karya  yang luas, supaya  tidak menjadi generasi seperti air diatas daun talas yang mudah goyang kekanan dan kekiri tidak tegas.
Ada tunas yang tumbuh ke atas, pramuka harus mengejar mimpi setinggi  langit. Pramuka harus mengobarkan bendera semangat berkarya membuat hasta karya.

            sekarang waktunya membangkitkan gerakan pramuka di zaman teknologi. Pramuka juga harus mampu memunculkan kreativitas. Kegiatan sederhana yang melatih kemandirian pun kudapatkan dengan memakai pakaian rapi, menjaga kebersihan diri, melipat selimut dan merapikan tempat tidur secara mandiri bahkan menulis rapi nama perangkat  pemerintahan di lingkunganku. Tak terasa aku sudah belajar mengenal nama Rt, Rw, Lurah sampai Camat  yang selama ini belum aku kenal.

            Kenangan termanis yang tak akan terlupa, saat belajar baris berbaris  secara virtual pun sungguh asik,  berdiri tegap berseragam coklat muda dan coklat tua, memancarkan semangat yang bergelora. Menjadi ksatria yang pantang menyerah berkarya untuk Sekolah, Nusa dan Bangsa.

            Anak pramuka punya banyak cerita

            Ada suka ada duka terkadang cinta

            Praja muda karana

            Jiwa muda suka berkarya.

            Di leher, merah putih melingkar

            Wahai tunas muda

            Semangat tak pernah pudar

            Salam Pramuka.

AKSARA KARYA TANPA BATAS

Larik aksaraku enggan kugoreskan pada kertas putih, bukanya aku malas tapi aku bingung menggoreskan tinta bermakna dengan usiaku waktu itu, yang masih sangat jauh untuk beranjak berkarya, bagaimana aku berbicara? apalagi  bercerita, yang bukan untuk diriku sendiri, melainkan juga untuk orang lain, penghuni aksara bumi. Bukanya agar mereka mengerti tentang semua  kehidupanku, kegiatanku, bahkan isi hatiku,  tapi agar mereka tahu ada orang lain yang memiliki perasaan yang sama denganku, atau berbagi pengalamanku.

Perjalanan berkaryaku tidak datang begitu saja, kulewati lembah proses yang sangat dalam, butuh semangat dari seluruh sudut organ tubuhku. Kenapa demikian? karena aksara berbicara, perihal apa saja yang ingin ku bagikan. Aksara tak memiliki batas dimana? Kemana? dan kapan aku harus berhenti beraksara. Tak memiliki batas perasaan yang akan ku ceritakan. Aksara akan selalu bicara dalam duka dan suka citanya. Bebas berekspresi tanpa batas bagai elang terbang berotasi mengelilingi bumi yang dianggapnya pantas untuk mengisi.

Kisahku sangat haru untuk kubagikan, Doa yang kupanjatkan pada Sang Pencipta menjadi bimbingan atas segala kegiatanku. Suntikan semangat dan panutan guruku yang bertubi – tubi menghiasi karyaku, senyuman para mentor membagikan pengalaman dan ilmu sesuai keunikan masing – masing, menancap di akar ubun- ubunku, aroma rasa hasil tangan kreatif Ibuku menjadi nutrisi kesehatanku. Yahhh itulah berproses untuk menjadi lebih baik tanpa kesombongan.

Ku mulai berkarya saat usiaku 5 tahun, beranjak dari belajar menulis kalimat bersama guruku, banyak kesalahan dalam tulisanku, tapi selalu mendapat pujian darinya, supaya aku tetap percaya diri dengan tulisanku. Ku mulai di motivasi untuk berliterasi sederhana, membaca, mendongeng, bercerita dan menggambar. Dari aktif kegiatan rutin itu, aku mendapat banyak sekali pengalaman baru. Tak terasa aksarapun semakin menumpuk padaku, ku coba mengikuti berbagai lomba menulis untuk melatih berfikirku mengolah kosakata baru sesuai tema lomba itu.

Aksaraku tak datang tiba – tiba tanpa banyaknya pengalaman yang ku lalui, bersama orang – orang di sekitarku. Kupetik banyak sekali aksara mempesona dari hubungan eratku dengan guruku, kita saling bertukar aksara penuh makna lewat pesan singkat. Memiliki arti yang sangat penting bagiku. Sehingga kisah harianku bersamanya menjadi history dalam ajang lomba MediaGuru dengan judul Bapak Ibu Guru Kami Rindu Belajar dan Bertemu. Ku ingat  jasa – jasa semua guruku dan kepribadian baiknya, tutur lembut kata-katanya, penuh makna nasehat semangatnya, tiada batas tiada tepi. Pengalaman itu menjadi sebuah karyaku dengan judul Jasa Guru Membekas Di Hati.

Selain itu pengalaman kegiatan sekolah virtual yang aku simpan dengan rapi, setiap kegiatan tugas harian aku laksanakan dengan semangat untuk mendapatkan hasil terbaik, dan mengobati semua rasa Lelahnya. Pengalaman itu aku susun secara unik dan asyik menjadi sebuah karya buku tunggalku Diari Virtual.

Semua kegiatanku, kisah ekspresif guru dan temanku serta gerak tingkahku, bahkan ekspresi beberapa guru di sekolahku, ku tulis di buku harianku setiap hari dan aku jadikan senjata perangku saat aku menulis cerita, puisi bahkan pantun. tak sedikit karyaku berupa Nonfiksi yang aku sajikan dengan kosakata yang unik untuk mempercantik dan mempengaruhi suasana hati para pembaca tulisanku.

Semua berkat pengalaman yang aku dapat secara nyata di kehidupanku bahkan tugas hasta karya bersama bunda Kristin pun, menghiasai buku antologi Pramuka Muda Berkarya, dari hal sederhana menjadi sebuah karya, yang luar biasa di ajang kompetisi siswa MediaGuru. Muliakan gurumu dengan karya – karya unikmu, sehingga terus tercipta semua jasanya yang tak akan pernah hilang, apabila kita tuangkan dalam karya tulisan. Idolakan semua gurumu karena jika kita memuliakan guru yang memberi ilmu pada kita, maka  kita akan di muliakan banyak orang. Mereka tersenyum dan bangga akan karya tulisan kita.

Waktu berlibur  ke pantai pun bisa menjadi sebuah karya tulisan Aku Berwisata Aku Bahagia, keseruan mencari ikan glodok  di pantai pun menjadi sebuah karya picture book dengan judul teka teki ikan glodok. Dan masih banyak lagi karya komik dan karya gambarku berkat ide sederhana dari setiap kegiatanku yang selalu aku syukuri dan aku nikmati dengan semangat tanpa pamrih.

Aku juga selalu merasa haus dan tak pernah kenyang akan kegiatan literasi, tak berhenti di satu materi, ku ikuti kelas menulis dari berbagai acara webinar dan zoom dari sharing berbagai kelas online. Read aloud, mendongeng, menulis cerita anak, membuat komik, menggambar bahkan kelas literasi dengan pemecahan kasus yang ada pada sebuah cerita. Aku mencari pengalaman baru untuk meluaskan aksara dari berbagai mentor penulis buku anak maupun ilustrator yang sudah ahli di dunia masing – masing. Ku siapkan hari khusus sabtu dan minggu. Yang tak mengganggu hari padatku di sekolah. Semua kulakukan untuk meningkatkan kosakataku.

Tak lupa ku menyempatkan membaca meskipun hanya beberapa lembar setiap hari, karena kesibukan sekolah dan les yang aku miliki tak menjadikan alasanku untuk meninggalkan membaca. Kuciptakan semedi menulis yang rutin  untuk mengembangkan ideku. Yang aku takutkan bukan karena tulisanku jelek tetapi melainkan tulisanku tidak selesai, jadi tamat adalah target utamaku. Jadi tidak ada alasan kita tidak membaca atau menulis karena tidak ada waktu. Kupernah membaca caption Dee Lestari “Orang – orang kreatif yang sukses biasanya berhadapan dengan isu kurang waktu, bukan kurang ide.”

Gejolak pribadiku tentang menulis memang dari kebiasaanku dengan dunia tulisan dan literasi. Tentu saja tentang menulis menjadi biasa, karena saat ini ku sedang menikmati gejolak asik menulis cerita, semua aku tulis dengan bebas sesuai gaya dan imajinasiku. Yahhhhhhh karena terkadang aksara tak butuh jadi pemanis kata, yang hanya membuat kita terpana bahkan terpesona, lalu lupa! aksara hanya ingin menjadi makna. Ya, bermakna bagi jiwa, bagi kita agar mampu berguna bagi sesama.

Aksara, kau memang ditakdirkan menjadi sekumpulan kata, Meski kadang tanpa makna, kau terus berkuasa atas segala isi dunia. Tapi percayalah, aksara yang ingin kugores pada secarik kertas putih ini Menjadi kata yang keluar dari isi jiwa, pengalaman, perjuangan tiada putus asa. Kamu seorang siswa, menulislah. Kamu seorang guru, menulislah. Kamu seorang polisi, menulislah. Kamu seorang tentara, menulislah. Kamu seorang dokter, menulislah. Apapun profesimu maka Menulislah dan lihatlah bagaimana menulis mengubahmu menjadi sosok yang baru.

Menulislah mulai dari sekarang.

Ikan bakar tanpa merica

Di makan bersama sambal terasi

Rajinlah menulis dan membaca

Menghasilkan aksara imajinasi.

AKU BERPUISI





AKU BERPUISI

Dalam diriku ada mentari
Sejuta  asa berbinar – binar  
Setiap pagi datang menghampiri
Bersamanya sekolahpun riang kulalui

Kisahku saling melengkapi
Meski, sulit untuk di mengerti
Namun semua  mudah kulewati
Untuk bernafas bagai melati

Ingin rasanya kupanjat langit
Kutitipkan setiap jejak memoriku
Tentang perjuangan hidup dan impianku
Dengan berbagai rasa manis dan  pahit

Aku....
Berjuang menggapai harapan
Terus bergerak tak menghiraukan keraguan
Agar kelak harum di tujuan
Aku berpuisi...
Penuh syukur pada kehidupan

Senja pun mulai sirna
Saat langit cerah berganti warna
Yang penuh akan cahaya
Ribuan huruf menanti tuk kubaca
Kini malampun telah datang
Ditemani terangnya senyuman bintang
Sehelai rambutku berdiri melesat terbang
Tertiup angin dinginya malam

Aku...
Takkan menyiakan waktu
Selalu sujud dalam lima waktu
Suatu saat habis usiaku
Aku tetap ada dalam puisiku
****

SEPASANG BOLA MATAKU MENJADI PENGAWAL LANGKAHMU

               Aku melihat wajahmu membawa senyuman itu. Serbuk cahaya memancar di wajahnya. Rona hangat  tertahan. Ia menatap lurus kedepan serasa tergesa – gesa, tanpa memperhatikan sekelilingnya. Langkah kaki itu berotasi sangat cepat di atas tanah seakan-akan tanah itu adalah awan lembut.

            Sepasang bola mata gadis kecil yang berbaris  senantiasa tajam mengawalnya. Di situ ku berdiri dengan meneteskan air mata basah penuh makna bahagia, sejujurnya hati kecil ini ingin mendekat, ingin melangkah tapi tak tahu arahnya kemana. Entahlah…mungkin sekujur tubuh terbuat dari jutaan bongkahan es  yang membeku?

Terkadang pertemuan kita seperti arah mata angin, pandangan kita hanya di pucuk bulu mata, meskipun tidak ada isyarat untuk menunggu bertegur sapa , tapi entah mengapa senyuman ini masih tetap bertahan untuknya. Bayangan ku seolah menjadi alarm pengingat semangatnya.

Dan untuk itu aku mengagumimu Bu.Guru baju biru, Bahagia ini ketika hari demi hari ku mengukir rasaku lewat kata – kata ini, Melalui  bait – bait manis  yang terkesan sungguh nyata. Tanpa kusadari kekagumanku tak mau pergi, semakin lama layaknya seni yang bercorak warna warni.

Semesta juga mengijinkanmu datang, setiap ku butuh kosakata bantuan untuk menambah wawasan, terkadang terselip gejolak jenaka untuk menghidupkan kebahagiaan. Untuk berbaju dan berkerudung biru tetaplah kamu teguh, menyenangkan, menenangkan dan damai di antara derasnya arus deadline kehidupan.

Maaf atas pengawal langkahmu dengan tanpa sepengetahuanmu kedua bola mataku terpancar mengagumimu, berharap lihat aku sebentar bukan untuk mendapat pujian tapi pancaran semangat perjuangan.

Teacher My Friends

Sinar matahari yang masuk menembus gorden pertanda sudah memasuki waktu pagi. Cuaca hari ini begitu sejuk, angin yang berembus  mengenai wajah begitu lembut, sepoi – sepoi membuat dedaunan menari – nari sangat indahnya.

Sungguh segar acar mentimun

Sebelum makan ku ucap Bismillah

Kita  harus selalu jaga imun

Supaya bisa belajar di sekolah

***

Si Kipli hewan berbulu

Membaca buku untuk mendapat ilmu

Aku rindu sekolahku

Rindu bertemu Bu guruku

***

Aku sudah terlihat rapi dengan seragam SD baru, setelah selesai sarapan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam. Pancaran semangat bersinar di wajahku. Karena, hari ini  pertama masuk  ke sekolah selama Pandemi covid 19.

“ Bu….! Kinan sudah siap berangkat “ sambil menghampiri Ibu yang memanasi mobil.

“ Iya, Nan, ayo kita berangkat “ ujar ibu.

“ Eittss… sebentar Bu, botol minumku ketinggalan “ Seruku sambil berlari menghampiri meja makan.

“ Nan, sini sebentar!”

“ Kalau pakai masker yang benar, miring – miring begini? Sini Ibu betulkan “ seru ibu.

“ Sudah, ayo kita berangkat “ ujar ibu.

Aku bergegas masuk kedalam mobil dengan sangat semangat.  Alasan membuatku bersemangat, karena segera ingin bertemu dengan teman – teman baru dan Bu guru. Sepanjang jalan ku tak berhenti memikirkan akan bertemu dengan Bu.Firoh. Yups ..beliau Bu guru TK B yang mengajarku secara daring selama pandemi. Letak sekolahnya bersandingan, tak lama kemudian sampailah di depan Sekolah AL –YA’LU Superior Elementary School.

“ Assalamu’alaikum!” sambil ku mencium tangan Ibu..

“ Wa’alaikumsallam, Semangattttttttt!” ujar ibu.

Ku buka pintu mobil dan melangkahkan kaki penuh riang menuju kelas, Sudah ada Bapak dan Ibu guru yang menyambut di depan untuk mengarahkan melakukan cuci tangan dan mengukur suhu tubuh.

“ Kinanti kelas berapa “ seru bapak setengah baya mengenakan baju batik sangat ramah.

“ Kelas satu, pak! “ ujarku.

“ oke, Kinan jalan lurus saja nanti ada ruang kelas satu, nah itu kelas Kinan” ujar Bapak itu.

“ Baik, pak terimakasih”  jawabku.

“ O iya, kalau boleh tahu nama Bapak siapa? “

“ Nama Bapak, pak Aan!” jawabnya.

“ Makasih Pak Aan” Kinan terus  melangkah menuju kelas.

Sesampainya  di kelas Kinan menuju bangku yang kosong di barisan depan  tepat di sebelah Gisel. Tak lama kemudian terdengar derapan langkah menuju kelas, semua murid duduk di kursi masing – masing dengan tegak dan rapi.

“Assalamualaikum anak –anak “ seru Bu Halijah.

“ Waalaikumsallam Warochmatullah wabarokatu” jawab serentak semua murid.

“ How are you”

“ Iam Happy thank you and you “ seru  murid dalam kelas .

“ Iam Happy too “  jawab Bu Halijah.

“ Seperti biasa sebelum kegiatan belajar dimulai kita membaca Doa bersama –sama, ayo siapa yang akan memimpin Doa?” Tanyanya

“ Kinan Bu!” Seruku dengan mengangkat tanganku tinggi – tinggi.

“ Ayo semua siap grak, duduk rapi” teriak tegasBu.Halijah.

“ My friend are you ready” seruku.

“ yessssss, iam ready” jawab serentak semua murid.

“Hands up, lets pray before learning” seruku.

Setelah selesai berdoa, keseruanpun dimulai, Bu Halijah mulai mempresentasikam materi tentang Pengalaman Diri dan menyuruh murid – muridnya untuk membuat rangkuman di buku tulis.

“ Bu Halijah! saya lupa tidak membawa pensil” teriak Mirza.

“ Kok bisa lupa  itu bagaimana to nak! “ ujar Bu Halijah menghampiri Mirza meminjami pensil.

“ Bu Halijah! buku saya ketinggalan!” seru Dina.

“ Sebelum berangkat di cek kembali ya bawaanya” Bu Halijah memberinya selembar kertas.

“Kinan! tulisanku salah, tapi lupa gak bawa penghapus” bisik rifki

“Ini pakai penghapusku” jawab kinan pelan meminjamkan penghapusnya.

Bu Halijah guru yang  very friendly, selalu seru dengan celetuk akrabnya bersama murid – muridnya. Selalu semangat menjelaskan materi sampai semua muridnya mengerti.

“ Bu, Halijah, Kinan izin ke toilet!” seru Kinan menghampiri Bu guru.

“ Silahkan, cepat kembali ke kelas” jawab Bu Halijah.

“Baik bu…!” serunya.

Ada yang memanggilku dari belakang, setelah kutengok ternyata Gisel.di sepanjang jalan ke toilet ku intip beberapa kelas yang kulewati, sreettt kulirik ruang kelas 2, wah Pak Krisna dengan beberapa muridnya  memeragakan gerakan olahraga di depan kelasnya.Terlihat mereka sangat menikmati keseruan belajar.

Ku melihat sekeliling terkejut dengan antrian panjang di depan toilet, Gisel menekuk beberapa jarinya sampai berbunyi, untuk menghilangkan kebosanan menunggu antrian. Akhirnya ku bercerita padanya setelah pulang sekolah akan bertemu dengan Bu.Firoh. Kuceritakan semua kedekatan pengalaman masa TK  yang seru bersamanya, Gisel pun merasa penasaran dengan Bu.Firoh.

“ Gisel jangan melamu! Buruan masuk toilet”  seruku mengagetkanya.

“ Ah… lega sekali” gumam Gisel sambil menarik tanganku.

Lariiiiiiiii……kita bergegas menuju kelas dengan berdebar – debar membayangkan wajah merahnya Bu Guru karena terlalu lama ke toilet. Terdengar suara bersautan dari dalam kelas, sepertinya ada quiz dari Bu guru.

“Assalamualaikum …!” seruku bersama Gisel saat masuk kelas.

“ Waalaikumsallam” Jawab Bu guru.

Baru saja ku menempati tempat dudukku, tiba – tiba lentingan suara menunjukku.

“ Kinan…! sebutkan contoh pengalaman yang tidak menyenangkan?” Bu Halijah menghampiriku sambil tersenyum.

“Di marahi  Ibu ……..” jawabku dengan cepat.

Serentak teman- teman menertawakanku, di  bangku paling ujung ku menatap Rifki yang juga ikut tertawa sambil memberi jempol kepadaku, aku pun tersenyum padanya.

Yeay!

Akhirnya jam pulang sekolah datang juga. Yup, saat ini adalah hari yang kunantikan selama 2 tahun pandemi.

Tiba – tiba gisel berbisik padaku,  “Nan lihat itu ada Bu.Firoh.

Ku tengok di sudut pintu kelas, terlemparlah senyumnya padaku. Murid – Murid berlarian keluar kelas dengan sangat riang membawa pulang ilmu yang diberi oleh Bapak dan Ibu guru. Tak lama kemudian, Bu guru cantik, terlihat manis memakai kerudung pink motif bunga, senyumanya sangat ramah lingkungan menghampiriku. Akupun merasa bahagia bertemu denganya secara nyata, rinduku terasa terobati seketika.

“ Nan, duduk sini  lo!” perintahnya sambil menunjuk kursi di sebelahnya.

Akupun bergegas duduk di sebelahnya, kulihat  beliau memegang  kotak cookies transparan. Diberikanlah padaku kotak transparan yang berisi semut rang – rang, yachhh… memang pernah ku berdiskusi dengan beliau, penasaranku terhadap semut rang – rang yang membesar di benakku.

“ Nan, apakah pengamatan semut Rang – rang akan berlanjut “ seru Bu.Firoh

“ InsyaAllah, Bu..!karena  aku sangat penasaran sekali, dengan sarang, dan macam semut Rang – rang” jawabku.

“ Kinan, sudah di jemput Ibu di depan” Kata Bu. Halijah.

“ Baik Bu!” jawabku

“ Bu Firoh, Kinan pulang dulu ya, terimakasih untuk pengalaman seru hari ini” ucapku.

“ Okey… sama – sama kinan “ jawab Bu.Firoh.

“ Setelah pengamatan, Di buat cergam ya” usulnya.

“ Siap! Assalamualaikum” seruku sambil ku mencium tanganya.

“ Wa’alaikumsallam “ Jawab beliau.

Akupun bergegas pulang dengan membawa sejuta impian, kebahagiaan, menikmati momen kebersamaan, kenangan akan tersimpan sebagai persahabatan. Dan 1 bulan kemudian selesailah cergam buatanku yang berjudul Rang – rang Si Koki Hebat.

Pesona Emak Indonesia

Derapan langkah kakimu, menggendang di telingaku sebelum ayam berkokok. Sentuhan halus tanganmu tidak ketinggalan mendarat di keningku dan membelai rambutku, sering kurasakan bibirmu yang menancap di keningku.

” Nan, ayo bangun sudah setengah lima, sholat subuh yuk !” seru Ibuku yang Setiap hari menjadi alarm hidup bagiku

“ Aaaaaa Silau “ sambil ku menggeliat dan memandang sorotnya lampu kamarku, dan bergegas bangun menuju kamar mandi, kemudian bergegas ke ruang mushola dalam rumahku untuk menunaikan sholat subuh.

Namaku kinan, aku berumur 6 tahun. Aku berasal dari keluarga sederhana yang sangat Humoris dan ceria, Ibuku bekerja mengurusku setiap hari, ayahku bekerja di jakarta,  jauh dari rumah. Aku anak tunggal yang sangat beruntung yang belum punya adik. Sosok tinggi  berambut panjang, suara melengking penuh semangat itulah Ibuku . Tidak tahu mengapa hati ini mudah sekali nurut pada sosokmu. Dirimu yang ceria, penuh perhatian, juga kasih sayang.

Brakkkkkkk !!!!  Ku hampiri suara itu, ternyata si chilik, seekor kucing kecil yang ku ambil dari jalanan waktu bersepeda pagi, untuk aku rawat. Ternyata dia bermain dengan boneka tikus,  sampai dia menabrak pintu rumah.

Kemudian ku hampiri Ibuku yang sedang menyiapkan bahan untuk memasak.

“ Bu…… kinan bermain bersama chilik sebentar boleh “

“ Iya …. minta tolong di cek sekalian, makanan dan minuman di kandang si Kipli dan Lingling, kalau habis kinan tambahin makananya dan ganti air minumnya ya….!!!! “

” siap, oke bu “ jawabku semangat

Setelah selesai bermain, ku membantu Ibu memasak. Memotong-motong sayuran  dan kawan-kawannya. Aku melirik Ibuku  yang sedang fokus mengaduk nasi di panci. Lalu aku  bersiap menanyakan sesuatu pada ibu. Sambil berdoa dalam hati semoga pertanyaan yang akan kuluncurkan tak membuat nya marah .

“Bu, kapan aku dibelikan ponsel?”

“Nanti kalau sudah kelas 3 “ jawabnya singkat sambil memasukkan nasi ke dalam dandang. Kemudian ibu menoleh kepadaku

” Memangnya ipad itu kenapa?” Telunjuk Ibuku  mengarah pada ipad  yang tergeletak di meja. “ sambil melempar tatapan curiga kepadaku.

Yachhh memang, selama ini aku terdidik tanpa game di ponsel, aku mempunyai ipad yang di belikan oleh ayahku semenjak aku TK,  tapi semua terpantau oleh ibuku. Hanya aplikasi Room To Read, gramedia digital, youtube, dan aplikasi KBBI. Sempat aku mengutarakan Ingin bermain game  dengan ponsel seperti teman – temanku. Tapi ibuku belum mengijinkan. Dengan alasan anak kecil mudah terpengaruh dengan game dan akan lupa waktu. Akupun tak bisa berkata apa – apa karena jawaban Ibuku hanya “ tidak” .

Aku bergegas mandi, setelah kulihat menu sarapan sudah tertata lengkap di meja makan. sayur bayam, botok tahu dan ikan pindang. Setelah selesai kita sarapan bersama dan mulai aktifitas  belajar bersama.

“ kinan, sudah lihat jadwal hari ini “ tanya Ibuku

“  Sudah bu “ dalam hatiku jadwalku hari ini panjang seperti gerbong kereta ada jadwal membaca cerita bahasa jawa, ada deadline menulis puisi.Hadehhhh sebenarnya pusing sih tapi nanti kena semprit ibuku, jadi aku senyum – senyum aja .

“ ayo kita mulai “  Teriak ibuku

Seperti biasa, sebelum sekolah Daring. Ibukku memanduku untuk melakukan senam supaya badanku tidak kaku dan sehat, kemudian aku mengerjakan semua tugas sekolah mulai menonton video materi, merangkum materi, sampai mengerjakan quiz semua aku kerjakan sendiri. Ibukku hanya sebagai satpam yang mondar mandir sambil sesekali melihat pekerjaan sekolahku.

“ ayo ini di hapus “ sambil menunjuk tulisanku yang  segede biji jagung

Aku hanya tersenyum sambil berkata dalam hati kok ya ketahuan xixixixi, meskipun ibuku sering begitu tapi aku merasa senang karena ibuku selalu perhatian padaku, setiap secuil kesalahan selalu memberi perbaikan padaku. Ku tengok sejenak di catatan alarm ibuku di sepotong kertas mini yang bertuliskan, 16.00 – 17.00 membaca cerita di letsreadasia baca cerita yang menggunakan bahasa jawa. 18.30  deadline menulis puisi tentang Budi Utomo.

Ku tepuk jidat ku sambil berkata dalam hati “ kaum deadliners  harus beraksi “.  Ibuku  ini emak super, pernah ku mengamati betapa  sibuknya ibuku ,  bangun tengah malam   sudah ribut dengan suara panci, alunan musik peralatan dapur sutil dan wajan seperti tak bisa lepas dari rutinitasnya. Belum lagi suara mesin cuci wung …wung…wung . Dan hangatnya aroma uap setrika, Tapi masih semangat mendampingiku membaca dan belajar. Tak lupa mengingatkanku sholat 5 waktu supaya tak terlewat.

Setelah kegiatan sekolah dan tugas – tugas selesai, kuberdiri di depan jendela mushola . Menatap sejuknya awan yang mengeluarkan rintikan hujan yang membuatku tersenyum dan menghirup segarnya udaranya.

“ Nan, setelah sholat  ashar jangan lupa membaca ceritanya !”

“ Baik bu “ jawabku dengan singkat”

“ Kita baca berdua ya bu “ kataku

“ Boleh, ayo kita membaca bersama “ jawab ibuku sambil mendekatiku

Kita duduk bersebelahan di depan laptop. Kemudian memulai memilih cerita javanese dengan  judul Arep Digawa menyang Endi ? , akupun tertarik dengan cerita yang di tulis oleh  Intan Tri Istanti.

“Sreg … sreg … sreg …. Tukik-tukik wiwit netes. Pesisir! Segara! Kabeh tukik kudu mrana! Plung! Plung! Plung! Untunge, tukik-tukik wis nyemplung ing banyu. Oh! Oh! Tukik arep digawa menyang endi? Tuluuung!. Itulah sepenggal cerita yang aku baca. Seru sekali, sesekali ku melihat wajah ibuku tersemyum mendengar logat bacaku yang lucu karena baru pertama kali berbahasa jawa. Kemudian ibuku menjelaskan arti cerita itu, supaya aku paham ceritanya.

Hujan semakin deras saja malam ini, Waktu itu tepat tanggal 3 oktober, aku di perlihatkan informasi lomba menulis periode oktober 2021. Yaitu lomba mengarang puisi dengan tema

“ UNTUK INDONESIA : Sebuah Kisah, Cita – cita dan Harapan “ 

 “ Kinan ada tantangan membuat puisi, berani mencoba itu keren lho” kata Ibuku

Aku mencoba membaca dan mengamati semua informasi yang ada di persyaratan lomba tersebut. Kemudian Ibuku memberiku begitu banyak cetakan materi tentang puisi, majas, sejarah Budi Utomo sampai Sumpah Pemuda.

“ Aduhhhhh banyak sekali ini materinya, membuatku semakin pusing “

sambil ku membaca dan memberi tanda, kosakata sulit dengan menggunakan stabilo. Kemudian aku merangkum dan mencari artinya di kamus KBBI. Pertama kali membaca baru lembar pertama sudah mendapat kosakata yang belum aku mengerti yahhhh itu adalah Propaganda . Kemudian aku mencari di KBBI. Entah kenapa mataku tertuju dengan tulisan biru yang terbaca tesaurus.

Ahaaaa aku kan punya Ibu kedua  yang bisa aku tanya, ku kirimkan pesan suaraku yang imut ke Bu Guruku.

“ Tesaurus juga tautan link kamus, Nan “

“ Yaitu makna kata sesuai kaitan maknanya. Coba nanti kinan klik ya “

“ Langsung di klik ya kinan “ begitu pesan suara Bu Firoh

“ owalah – owalah ternyata link itu alamat websitenya ya Bu Firoh, baru tahu aku “ balasan pesan suaraku

Di waktu malam itu pusingku berkeliling, Bu Firoh menghiburku dengan banyak mengirim gambar hati  yang lucu – lucu.

“ Bu Firoh itu gambar peluknya so so so cocok banget untuk kita, karena Bu Firoh suka warna biru, kinan suka warna pink. Jadi yang baju biru Bu Firoh yang baju pink itu Kinan “

“ jadi sama – sama gendutnya dong “ ku kirim pesan suara sambil ketawa

“ Sepanjang gerbong Naaaaaan…. ketawanya “ jawab pesanya dengan stiker yang sangat panjang sepanjang gerbong.

Aku mencoba konsentrasi, membaca dari berbagai sumber tentang kisah heroik Budi Utomo dan Sumpah Pemuda. Akhirnya aku menemukan judul yang aku suka. Sebelum ku memulai menulis, tiba – tiba yachhhhh aku merasa lapar .

“ Bu aku mau makan, lapar ?”

“ Ini sudah malam lo nan, Ibu sudah gak punya sayur “ jawab Ibuku

“ Ayam goreng penyet aja Bu! “ kataku setelah membuka kulkas ada ayam yang udah di bumbuin tapi belum di goreng.

Ibuku mencoba tersenyum menahan marah, giginya gemerutuk menahan emosi,  karena sudah larut  malam, aku memesan makanan di sela waktu istirahatnya.

“ sudah matang nan, ayam penyetnya, di makan dulu keburu dingin “ perintah ibuku

“ Terimakasih Bu “ sambil kudaratku bibirku di pipinya

“ Sama – sama “ jawab ibuku

Alhamdulillah aku merasa lebih segar setelah makan malam, aku bisa fokus untuk mencari inspirasi dan merangkai kata – kata. Aku bahagia sekali mempunyai dua emak super, super keren, super sabar, super gokil, super power, super membimbing dan super menghibur. Pesona emakku terpancar ke seluruh tubuhku Nasehat baiknya selalu aku ingat. Ibuku sering berkata kepadaku.


“Nan…. teruslah berusaha dan belajar untuk menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas dalam segala hal , ikhlas belajar, ikhlas berbagi keceriaan, karena ikhlas itu bagian dari bahagia nan. Tidak ada kebahagaiaan yang dapat mengalahkan rasa bahagia  dari sebuah keikhlasan.”

Ibu, semoga ikhlasmu merawat dan mendidik ku,  menjadi sebuah kebahagianmu sepanjang waktu.

Naik pesawat ke Maluku

Tidak lupa membeli talam sagu

Ibu begitu indah telapak kakimu

Di sanalah tempat surgaku

                                                                        ***

I love U  Ibu.