PAHLAWAN VIRTUALKU

Dua tahun yang lalu Dia datang ke negaraku Tapi, bukan untuk bertamu Wabah hitam, melanda dunia Tanda bahaya corona Gunung tinggi menjulang Hembuskan angin yang tak tenang Mengingat bahwa bumiku belum siuman Hai corona.... Kau datang tiba – tiba Menghantui setiap sudut kota Menjadi kabut hitam dunia Kau ambil banyak nyawa manusia Hai corona... Aku tak bisa bersekolah Takut keluar rumah Karena wabah melanda Ku hanya bisa mengenang pahlawan virtualku Sekian lama bersamamu Telah banyak ilmu, kau beri padaku Literasi kau tanam di jantungku Guruku... Engkau pahlawanku Pengorbananmu tak kenal waktu Lelahmu menghasilkan karyaku Ikhlasmu menghasilkan imajinasiku Kemuliaanmu memancarkan banyak ilmu Cahayamu menjadi sahabatku Tutur katamu menjadi orang tuaku Senyumanmu menjadi semangatku Kuucapkan terimakasih padamu Jasamu pasti terkenang di hatiku Di setiap sujudku, mendoakanmu Semoga Surga Allah Menantimu Lekas pulih Bangsaku Kuingin jumpa guru literasiku Doaku Corona cepat berlalu
RAGAM CERITAKU SAAT PTMT
Pandemi ini memberikan pengalaman untuk belajar secara online dan juga offline atau tatap muka. Teman – teman suka yang mana? Dua – duanya tentu penuh cerita.Betul kan? Ada yang seru, menyenangkan, dan ada juga yang menegangkan. Teman – teman ingin tahu ragam ceritaku? Yuk baca dan berbagi pengalaman bersama.
Saat ini, aku sudah kelas 1 SD. Tentu cara belajarku banyak berubah. Berbeda dengan saat aku masih di TK. Materi belajarku juga semakin banyak. Waktu belajar juga semakin bertambah. Aku yakin semua orang di dunia pasti mempunyai impian dan keinginan . Saat ini Impianku menjadi seorang penulis, keinginan ini muncul mungkin karena gemar menulis.

Matahari masih bersembunyi di balik awan hitam Titik – titik embun pun masih menempel di setiap rumput halaman rumah. Tak terasa sudah menunjukkan pukul enam pagi ketika Ku selesai sarapan. Kumerapikan kerudung dan membetulkan ikatan tali sepatuku.
“ Bu….! Kinan pamit,” kata Kinan.
“Iya, hati – hati, ya, nak!” Ibu mencium keningku.
“ Baik, Bu…! Assalamu’alaikum!” Kumencium tangan Ibuku.
“ Wa’alaikumsallam, hati – hati” pesan Ibuku.
Ku melangkahkan kaki untuk menghindari air yang menggenang di jalan berlubang di depan rumah pak Joko, meskipun cuaca mendung, tapi hatiku bercahaya hangat, tetap bersemangat untuk kesekolah. Kebetulan jarak rumah dan sekolah tidak begitu jauh, jadi bisa kutempuh dengan berjalan.
Kumembetulkan kerudungku yang sedikit miring tertiup angin, kuberjalan beriringan dengan murid lainya memasuki halaman sekolah. Sudah banyak teman – teman yang mengantri cuci tangan dan mengukur suhu tubuh. Setelah selesai kubergegas masuk ke kelas, tak sengaja berpapasan dengan Mahira.
“Permisi” kataku
“ Ayo kinan buruan, Bu Nandya sudah datang” jawab Mahira.
Ada tiga mata pelajaran jadwal hari senin yaitu Math, ICT dan Social. Untuk pelajaran matematika sih ku gak ambil pusing sama sekali, kebetulan sudah gemar sama matematika. Bu Nandya guru yang asyik, sabar sekali dan ramah.
Selanjutnya ICT, hmm…membuatku cukup berkeringat, utak –atik hardware komputer, kupelajari dari Pak Bambang. Guru pendiam tapi senyumanya bagai power suply yang bisa mengalirkan energiku. Setiap pelajaranya ku teringat celoteh Ibuku.
“ Are you excited” celoteh itu terngiang di pikiranku
Ibuku selalu siap mendukungku, sesulit apapun materinya berusaha membuatku terus bersemangat, merelakan komputer di bongkar pasang supaya ku cepat memahami materi dari Pak Bambang.
“ Anak-anak sudah paham, ada pertanyaan?” tanya Pak Bambang.
‘Pak Bambang…! Kinan mau bertanya?’ seruku sambil kuangkat tanganku.
“ Iya silahkan” jawab Pak Bambang santai
“ Fan heatsing itu letaknya di atas processor ya Pak Bambang!” tanyaku.
“ Iya, betul sekali” jawabnya sambil menunjukkan letaknya.
Yach tak terasa waktu sudah cepat sekali berjalan, pelajaran ICT pun berakhir.
Tibalah giliran pelajaran social, aku percaya diri dan bahagia bahwa aku pasti bisa mengenal peta buta provinsi seluruh indonesia dengan bermacam – macam budayanya.
” Assalamualaikum anak – anak!” sapa ibu guru riang.
“ Wa’alaikumsallam Warochmatullohiwabarokatuh” jawab semua murid serentak.
Yess, Bu Halijah kataku dalam hati. Ibu Halijah adalah guru yang unik sering belajar melalui permainan yang menarik, tutur katanya pun cepat membuat muridnya sangat akrab denganya. Mempelajari lagu daerah juga menjadi hal yang cukup seru dan menghibur lo, aku pernah mendapat tugas menyanyi lagu daerah yang berjudul suwe ora Jamu.
“Siapa yang tahu, lagu asal daerah mana ya?”
“ sudah hafal atau belum?”
Tak hanya mempelajari budaya daerah, tapi pesan dalam lagu ini sangat bagus. Menjaga kesehatan dengan minum jamu itu membuat tubuh selalu bugar. Oh ya, saat menghafal lagu ini, kunyanyikan berulang – ulang sebelum Ibuku memvideokannya. Setelah aku yakin, barulah aku siap dengan kostum, musik, dan ekspresiku. kemudian kukirim ke google classrom. Betapa terkejutnya dan malu juga saat videoku diputar saat pembelajaran. Tapi nggak papa juga sih.
Oh ya teman-teman, belajar PTM di sekolahku dilaksanakan secara terjadwal. Untuk kelas 1, jadwalnya tiga hari dalam 1 minggu. Tiga hari lainnya masih melalui daring. Jadi saat PTM, pembelajaran di kelas juga dionlinekan dengan teman-teman yang sedang daring. tentunya aku berharap, bisa masuk sekolah setiap hari. Tapi aku harus bersabar, hingga kondisi menjadi lebih baik.
Kring! Kring!
Sebagian murid berteriak bahagia, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi tidak denganku. Baru satu bulan ku menjadi murid kelas 1, tapi terasa sudah lama mengenal guru baruku, salah satunya ada Bu Inul yang selalu riang beryanyi lagu anak – anak bersama, membuat kreativitas dan menyalurkan hobiku bersamanya, dengan penuh keceriaan yang tak akan terlupakan. Ku bisa berekspresi tersenyum, sedih, tertawa, menangis bahkan marah aku jadi mahir berekspesi dengan Bu Inul.
Belajar lokomotor dan nonlokomotor, senam berirama, tentu sangat seru bersama Pak Krisna, yang selalu berpesan kepada semua muridnya, untuk selalu tetap menjaga kesehatan dengan olahraga setiap hari. Aku suka dengan gaya pak krisna yang berasa seperti teman, setiap kegiatanya terasa lebih ringan dan menyehatkan.
Alasan untuk bersyukur, dan terus bersyukur adalah mengejar impianku, dengan motivasi yang terus kudapatkan dari guru literasi ku yang tak pernah henti. Setiap hari menjadi matahariku, berliterasi dalam hati sampai rembulan menanti. Literasi tak cukup dengan membanggakan diri dengan prestasi, merasa puas atas apa yang sudah kita capai saat ini.
Bercerita, berlatih menulis cerita bisa menciptakan ide kita, tetapi bimbingan berliterasi itu juga sangat dibutuhkan. Bu.Firoh adalah teman literasi terbaikku, kegiatan literasi tak pernah berhenti meskipun aku sudah tidak menjadi muridnya di sekolah, tetapi tetap menjadi teman terbaik. Setiap hari selalu memberi semangat, supaya literasi hati yang erat terjalin.
Mengenal hardisk dan cpu Harus gemar membaca buku Bu guru, ku ucapkan thank you Menggali imajinasiku ***
SURAT KANGENKU UNTUK BU SUSAN
Malang, 10 April 2022
Guruku tersayang
Bu. Susan
Di Malang
Assalamu’alaikum. WrWb
Apa kabar, Bu Susan ? semoga Bu Susan sehat selalu dan dalam keadaan baik. Alhamdulillah Kinan juga dalam keadaan baik dan sehat Bu Susan .
Tahu gak Bu Susan aku sangat kangen banget sama Bu Susan, selama pandemi covid kita tidak pernah berjumpa dan belajar langsung di sekolah, ku belum merasakan sentuhan pensil bersamamu untuk belajar menulis, belum merasakan membaca bersamamu dengan duduk berdampingan, belum melihat senyummu yang berbinar didepanku. Tak terasa sekarang aku sudah beranjak kelas 1 SD dan belum pernah berjumpa denganmu.
Tapi dengan semangatmu kumerasakan magnet semangat yang berjalan dalam setiap nadi di seluruh tubuhku meskipun hanya lewat virtual. Sebelum kelas google meet di mulai kuselalu menyempatkan mengirim pantun semangat untukmu, apakah Bu Susan masih ingat?. Banyak yang berfikir kalau belajar hanya di depan laptop memang sangat membosankan, tapi entah kenapa tidak demikian denganku, aku tetap bersemangat dengan tugas – tugas yang ada di google classroom. yang aku rasakan hanya rasa rindu yang sangat menggunung padamu. Rasanya ingin memelukmu, tapi apa mungkin aku memelukmu lewat virtual?.
Sering kumembayangkan bermain dan bercanda dengan Bu Susan?, apa Bu Susan juga merasakan apa yang Kinan rasakan?.
Ku sangat menikmati semua kegiatan sekolah virtualku, melihat videomu menjelaskan tentang tanaman padi dan berpantun di video itu, ohhhhh …. Bu Susanku! dari video itu aku baru pertama kali mendengar alunan pantun dari suara renyahmu, ku sangat penasaran dan akhirnya sering berbalas pantun dengan Bu Firoh, pasti Bu Susan kenal dekat kan dengan Bu Firoh?. Yah guru yang manis dan juga aktif sepertimu, tapi sayang sekali, beliau tidak pernah mengajarku di google meet.
Selain itu banyak kegiatan seruku di google classroom, ku juga belajar berhitung, menulis, membaca dan menghafal surat pendek, ada kegiatan yang sangat kusukai yaitu mewarnai gambar, menambah objek gambar sampai membuat tugas karya membuat mesin cuci, rumah adat papua, mahkota, membuat karya rumah adat gadang dari bentuk bangun ruang geometri, karya 3 dimensi membuat masjid jami’ kota Malang yang sangat menantang untuk berkreasi dan aku berhasil membuatnya selama 3 hari supaya aku bisa menunjukkan hasil karya terbaikku padamu. Supaya bisa membuatmu senang dan bangga, meskipun hanya lewat virtual kubisa menunjukkan semangat membaraku untuk mengobati lelahmu.
Yang paling berkesan itu waktu membuat kacamata dari kertas, tahu gak Bu Susan? kumembuatnya dari kertas watercolor yang kuwarnai dengan spidol jadinya sangat unik dan cantik sampai sekarang masih sering aku pakai setiap kegiatan read a loud.
Ahhhhhhh hampir lupa Bu Susan ! aku teringat akan kelas cooking virtual with mom setiap hari selasa, mulai membuat salad buah, omeled, membuat opor ayam sampai aku bisa membuat sate ikan patin, semua tugas memasak itu membuatku menjadi dekat dengan Ibuku, sampai sekarang aku sering memasak berdua bersamanya, sangat menyenangkan sekali, karena setiap memasak aku selalu teringat padamu dengan pantun – pantun yang aku gemakan buatmu saat mengumpulkan tugas video memasak yang sangat asyik kala itu.
Bu susan, pasti juga masih mengingat kenangan kita berdua, selain seru di kegiatan google meet yang seru bersama teman – teman, setiap google meet selesai aku menunggu teman – teman leave dari google meet semua, ku menunggu kesempatan hanya berdua denganmu. Kita asyik mengobrol berdua, ku sangat senang sekali bisa bercerita bersamaamu, santai menceritakan pengalaman yang seru, bercanda dan berceloteh gemas sampai kita tersenyum dan tertawa bersama, aku masih menyimpan kenangan itu Bu Susan, apa Bu Susan masih mengingatnya juga?.
Bu Susan, meskipun kita sudah tidak ketemu virtual dan PTMT, kenangan dan keceriaan di waktu TK tidak akan aku lupakan, suatu saat akan kutulis kenangan pengalaman kita menjadi sebuah cerita yang berkesan bersamamu. Sebagai rasa terimakasihku kepadamu yang sudah menjadi semangat setiap kegiatanku. Ku berharap masih diberi kesempatan untuk menyapamu apabila dipertemukan di kemudian hari.
Sudah dulu ya Bu Susan semoga suatu saat kita bisa bertemu dan melepas rindu bersamamu.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salam Kangen Dari Muridmu
Gusti Kinanti
PESISIR BAHAGIA
sepasang kaki mungil telanjang mencelup butiran pasir yang bersatu dengan hempasan ombak mungil, langkahnya tertata ikut irama membentuk jejak tapak imajinasi, Kubiarkan kakiku dihempas air. Aku tetap berdiri di atas hamparan pasir di pinggir pantai. Sesaat air meredamnya sebagian. Sesaat juga hilang lenyap dan menjauh.
Pantai bukanlah tempat untuk bekerja, membaca, menulis atau berpikir. Ketika ku merasakan capek dengan banyaknya kegiatan, ku lari ke pantai, Karena ku tau di sana akan ada bisikan ombak yang menenangkan dan memberikan nasihat serta mencari hewan sahabat. Hamparan pasir yang luas untuk berlari atau sekedar membuat bangunan menggunakan pasir, mampu membuat penat hilang sejenak untuk menyambut hangatnya aktifitas.

Gerimis terus rintik – rintik, ku masih terjaga tak memejamkan mata, terlalu asyik menikmati keseruan perjalanan. Hatiku bermetamorfosa menjadi gumpalan awan yang cantik yang di huni segerombolan burung terbang Bersama kawanya membentuk barisan segitiga yang simetris.Tak kubiarkan mata ku melewatkan panorama sawah di kanan dan kiri jalan yang menjulangkan tubuh lentiknya tanaman padi dan tebu.
“ Tooonnnnnnnnnnnnnn” suara bel bus yang melaju cepat keluar dari terminal Blitar. Ku amati hiruk pikuknya jalanan yang menjadi aksesoris perkotaan. Dengan menikmati perjalananku banyak sekali bentangkan pengalaman yang aku dapat, ku mengerti banyak sekali macam rambu – rambu yang sangat asing buatku, mulai rambu jalan menanjak, jalan licin, turunan curam, jalan memutar bahkan jalan berbelok tajam menyerupai huruf S.
Pengalaman perjalanan yang menegangkan semua terobati pada Pantai Selatan Jawa yang tak pernah henti-hentinya untuk dieskplor, termasuk di wilayah Jawa Timur. Ada beragam pantai eksotis yang bisa Sweet dikunjungi, salah satunya adalah Pantai Sine Tulungagung. Destinasi wisata di Tulungagung ini banyak dikunjungi karena panoramanya yang indah , banyak nya pohon cemara di tepi pantai sangat memanjakan panca indra.
Pantai di Tulungagung ini memiliki nama yang agak kebarat-baratan yaitu Sine. Seolah-olah seperti Shine, padahal bacanya Sine biasa. Namun, keindahannya memang benar-benar shine bright alias memukau banget. Ombaknya yang besar, air lautnya biru, dan panorama tebing hijau di sekelilingnya membuatku betah berlama-lama di sini.
Ku ukir nama guru literasiku dengan telunjuk hatiku di pesisir pantai yang putih bersih ku tulis dengan jelas namamu supaya ombak persahabatan datang untuk membacanya . Dan seluruh panorama alam menjadi peserta kenangan semangat kita. Di tengah lautan namamu akan selalu hidup.
Pantai adalah tempat yang cocok untuk menyimpan kenangan Semangat kita yang bagai batu karang di tepi pantai. Tetap kukuh dan tegar tersenyum , meski selalu dihantam kerasnya deburan ombak. Semangat berliterasi dengan senyuman terus mengudara meskipun banyak deadline merambat menghiasai jadwal kita.
Ku berteriak , berlari kencang, melompat tinggi terbang bagaikan burung rajawali yang memiliki sayap dan kaki sangat kuat. Sesekali ku tidur terlentang di atas pasir dan membiarkan ombak kecil mengerumuniku. Santai sejenak, tenang, nyaman dan segar merasuki tubuhku. Alam bisa sebagai dokter kekakuan hidupku selama ini.
Tujuan lain aku ke pantai sine juga mencari rasa ingin tahu tentang muara sungai dan ikan glodok yang sudah lama mencabik – cabik rasa penasaranku. Ibu ku mencari dan mengumpulkan banyak informasi tentang keberadaan ikan glodok. Di Mana Habitat Ikan Glodok?
Yach… tepatnya pada ekosistem mangrove atau hutan bakau serta Kawasan yang berlumpur adalah tempat favoritnya. Pantai sine memiliki sudut panorama yang unik yaitu muara serta terdapat hutan bakau itu tujuan utamaku untuk menangkap ikan glodok. Coba, bayangkan kalau ada ikan yang bisa melompat ke daratan, berjalan bahkan memanjat pohon. Seperti apa sih ikan yang doyan pecicilan keluar dari air, apakah ikan ini bosan di air atau bagaimana? Ikan glodok atau mudskipper ini memang memiliki kebiasaan melompat di lumpur juga sering memanjat pohon bakau.
Laut! laut! laut lepas! biru, segar, dan bebas!
Lautan adalah salah satu dari pemandangan alam paling indah dan menakjubkan
Ada semut di atas lantai
Semut tak suka mentimun
Ayo ke pantai biar santai
Daripada hanya duduk melamun
SERAT SILATURAHMI KUE APEM

Kue ini berwarna putih yang sudah sangat merakyat di pulau Jawa, namanya kue apem adalah salah satu jenis kue tradisional Indonesia, citarasa, bentuk dan warnanya sudah berubah dengan perkembangan imajinasi pembuatnya. Ada yang di masak dengan cara di kukus maupun di panggang. Dengan bahan dasar yang sama memiliki keunikan rasa yang berbeda.
Kue ini umumnya di konsumsi oleh semua masyarakat tua, muda bahkan anak – anak sepertiku. Karena sudah sangat merakyat, menemukanya pun tidak sulit karena masih dijual oleh masyarakat di pasar-pasar tradisional hingga toko-toko kue, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Bahkan sangat mudah sekali untuk membuatnya sendiri.
Kue ini unik, rasanya sangat empuk, lembut dan gurih , serta terbuat dari bahan bahan sederhana seperti tepung beras, gula, ragi dan sedikit pewarna makanan. Tapi Ibuku memberikan campuran tapai sebagai penambah rasa, sehingga kue Apem lebih terasa nikmat dan beraroma yang sangat cepat sekali merasuk ke pori – pori indera penciumanku, apalagi jika disajikan hangat wahh…. Sangat memanjakan indera perasa, kue apem hangat ini berhasil membuat fungsi indera perasa berkerjasama dengan sempurna, rasa asin, manis, pahit, gurihpun bercampur dan berkolaborasi seimbang untuk menciptakan rasa yang sangat istimewa pada kue apem ini.
Kulihat tepung beras, tapai singkong, ragi instan, gula, pewarna makanan tertata di meja dapur. Ibuku melayangkan 10 jarinya untuk berkarya dan berekspresi di sebuah wadah inspirasi. Awalnya ku hanya melihat dan berdialog santai, tapi entah mengapa jemariku ini kesemutan tak kuasa menahan ingin sekali ikut berjalan – jalan di wadah inspirasi. Akhirnya kita memulai membuat kue apem kukus mini yang cantik dengan tujuan kita bisa nikmati bersama selagi hangat. Sehingga tercipta pengalaman yang sungguh berkesan.
Sesederhana ini kah membuatnya? pikirku sedikit terheran, tapi sungguh luarbiasa di balik kesederhanaan kue apem ini, memiliki filosofi yang sangat tinggi. Hampir di seluruh Jawa bisa kita dapati kue jenis ini. Bahkan pada saat menjelang Ramadhan nama kue apem akan menjadi buah bibir yang sangat manis. Karena seringkali aku mendapat kiriman kue apem dari tetangga sekitar rumahku. Selain menyambut bulan puasa, kue apem seringkali ada mulai dari acara syukuran, hingga kematian.
Aku pernah mendapat materi pelajaran di sekolah dari Bu guru tentang tradisi megengan, konon kata apem sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu “afuan” atau “afuwwun” yang berarti pengampunan. Orang Jawa menyederhanakan penyebutannya sebagai “Apem” sehingga dalam filosofi Jawa, kue apem ini merupakan simbol pengampunan atau mohon ampun dari berbagai kesalahan.
Nah tradisi megengan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, selamatan menjelang bulan suci yang dinanti-nantikan. Biasanya dilakukan di masjid, tapi banyak juga yang menyelenggarakan di rumah, mereka mengundang kerabat dan tetangga dekatnya untuk berdoa dan santap makan bersama. Menurut ceritanya sih, tradisi megengan ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat penyebaran agama Islam di Jawa yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas nikmat Yang Maha Kuasa.
Namun, setiap kota memiliki filosofi masing-masing tentang kue apem ini, beda lagi kalaui di Jogja, kue ini digunakan dalam peringatan kenaikan tahta, sementara masyarakat Cirebon memaknai apem sebagai wujud kebersamaan, sehingga kue ini sering dibagikan cuma-cuma pada tetangga sekitar saat bulan Safar.
Wah ternyata banyak sekali ya keistimewaan kue apem ini, selain rasa yang lezat juga memiliki history yang memikat. Dalam setiap kandungan serat kue apem juga terdapat silaturahmi sejuta umat, sebagai jembatan saling minta maaf antar masyarakat, dan sebagai pintu untuk saling memaafkan antar sesama.
Mepe kloso ning cedak gapuro
Ditali rapet nganggo kawat
Kue apem iku tondo njaluk sepuro
Yen ora berhasil kudu tetep semangat
***
HARAPANKU PEMUDA INDONESIA
Di tahun seribu sembilan ratusan Kita mengalami penderitaan Ekonomi, fisik, moral maupun kemanusiaan Semangat pelajar sampai Bangsawan di gerakkan Seribu sembilan ratus delapan Sutomo dan Kawan – kawan kedokteran Pembawa obor masa depan Progaganda di gencarkan Wahai Pemuda Pendahulu Kaum muda bangsaku Yang hidup puluhan tahun berlalu Membara, bersatu, menyingsingkan lengan baju Mengabadikan lentera Nusantaramu Bumi ini Bagai gelora api Yang berkobar tegak berdiri Marah ....karena lemah hati Kemalasan membuat jiwa mati Ku Ingin Ku mau Jemari kecilku ini Kepalan mungilku ini Langkah kaki ini Mengisi perubahan Negeri Bukan dengan permusuhan Bukan dengan persaingan Bukan saling iri dan benci Tetapi, dengan.... Cita – cita yang suci Hatiku bergetar ketika mendengar Bait Sumpah Pemuda terpancar 28 Oktober berbagai suku menyatu Menyatukan Tanah Airku Menyatukan Bahasaku Menyatukan Bangsaku Untuk Indonesiaku Harapanku..... Hutan lebat melimpah rusa Melihatnya tersenyum bahagia Janganlah persatuan ini binasa Junjung tinggi nama baik Bangsa 28 oktober Hari Sumpah Pemuda Bulatkan tekad, semangat Bangsa Luhur dan mulia sejahtera Jayalah Negriku Indonesia.
JINGGA TAK PERNAH SENJA
Rasanya baru kemarin aku melihatnya memberi makan kucing – kucingnya sendirian dengan kuncritan rambut menjulang bagai air mancur yang tegak bertulang . Tiap sepulang sekolah, dia berputar mengelilingi tanaman pot depan rumah yang tak begitu luas. kuamati dia sedang menyapa sepasang belalang berjabat tangan dan rasanya enggan mengganggunya.
Manis tanpa rasa yang terlihat pada bola mata, namanya Jingga gadis kecil yang tak pernah memiliki senja. Dari namanya jelas perpaduan warna merah dan oranye. Dia mempromosikan kegembiraan dan kreativitas yang membawa kesejahteraan energi emosional.
Jingga membantu seseorang pulih dari kekecewaan, meringankan rasa capek atas pekerjaan bahkan teman yang terluka oleh pukulan kesombongan. Jenaka yang ia ciptakan mampu menyulap kesedihan menjadi kegembiraan.
Meskipun hari larut meninggalkan senja, jingga tak merasa hening. Ia membentangkan mimpi tak berhujung bagai mimpi mencari kehidupan.
Dia tetap tersenyum meskipun menggigil di tusuk malam. Memberikan penerangan untuk teman yang terperangkap kegelapan, mengukir wajahnya dengan keceriaan. Bahkan mata harimau tajam hendak berpelukan mendapat senyuman keyakinan bahwa dia tidak melakukan kesalahan.
Jingga tak mengharapkan bintang berlebihan cukup dengan terang bulan. Ia tak mengharapkan ketenaran tapi hanya cukup dengan senyuman ketulusan .
Senja berpacu cepat, tak pedulikan hentakan keberisikan nokturnal semakin malam semakin merayap, menyayat malam dengan sigap untuk menyempurnakan kehidupan. Tapi Jingga tetap semangat tak pernah sendu, celotehnya bagai senandung camar merdu sampai mentari kembali muncul menyemangati hidupmu.
RINDU DALAM DIAM
Pahatan gunung memecah langit Berselimut awan beralaskan tumit Pikiranku terkadang sedikit rumit Kenapa kau pergi tanpa pamit Oh.....Anindya Berarti cantik jelita Cahayamu menembus sahaja Melihatmu terasa dalam nirwana Anindya..... Saat kau hadir di latihanku Begitu gugup hatiku Aksaku terus melirikmu Apakah? ini rindu ? Anindya penuh romansa Senyummu bagai bianglala Kisahmu bagai rembulan arungi samudra Ramah bagai pohon melambai warna Sejak suara tak beranjak Tapi jantung kencang berdetak Ku tutup mataku sejenak Anindya teruslah menjadi jejak Ku tatap kelincahan imago mu Kicauanmu begitu merdu Pukulan raketmu membuatku terpaku Seperti dunia hanya untukku Ingatkah engkau Saat kau bonceng aku Jemariku tak ragu mendekapmu Aduhhhh aku sakit terserang rindu Anindya ..... Meskipun sebentar melihatmu Aku bepesan untukmu Tetap jadilah guruku Harapanku tetap bertemu I Miss you
CIKGU GENERASIKU

Menjelang senja Kelap kelip warnanya Melihat wajah lelahnya Sungguh mulia keringatnya Kau tak sadar menahan lelah Tak kau abaikan dinginya lantai sekolah Tidak mengharap kemilau gelar dan anugerah Tersorot kerelaan menggenggam suatu amanah Sadarkah engkau ku pelan bergerak Melihat matamu terpejam sejenak Kacamatapun tak beranjak Kasih dan semangatmu tetap semarak Wahai Guru pengganti ayah dan Ibuku Lelahmu membentuk generasi baru Mewariskan semua Ilmu Yang terus hidup sepanjang waktu Ku ambil awan untuk menyelimutimu Ku panggil matahari menghangatkan tubuhmu Embun lembut sebagai bantal pengganti tangganmu Rasanya ku ingin mengusap keringatmu Terimakasih Cikgu Senyumu Lelahmu Ilmumu I miss you
Buku Dan Pena Inspiratifku

Buku adalah jendela dunia di mana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman, Buku itu bagai seorang ibu bagiku, sedangkan pena adalah teman setiaku. Karena buku memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman inspiratif orang cerdas di dunia. Bahkan menjadikan kita sebagai anak kritis dengan kosakata baru menimbulkan rasa ingin tahu sehingga setia membaca buku.
Hobi membaca merupakan satu di antara kesukaanku, yang banyak mendatangkan manfaat positif. Cukup di rumah dengan membaca , apalagi di masa pandemi virus COVID-19 seperti sekarang, membaca buku merupakan sumber hiburan yang sangat murah sekali, karena kita tak perlu menyiapkan banyak biaya. Kapanpun dan di manapun, kita bisa membaca virtual dari berbagai aplikasi maupun membuat perpustakaan mini di rumah dengan berbagai koleksi buku yang kita punya.
Sedikit cerita kisah awal perjalananku dengan Buku dan penaku, aku siswa kelas 1 SD yang tersadar dengan pentingnya literasi membaca dan menulis sejak duduk di bangku TK, buku membimbingku untuk menjadi kreatif dan kritis dalam segala kegiatan untuk tetap produktif berkarya. Hanya dengan berawal dari kegiatan membaca, membaca, membaca kemudian menulis.
Buku dan pena senantiasa berdampingan, seperti aku dan guruku maupun Ibuku yang selalu melangkah berdampingan. Melewati masa tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya gelap akan pengetahuan dengan buku kita menjadi berbinar yang memancarkan sinar, Ibuku pernah berkata buku itu bisa menyihir kita dengan bahasa – bahasa manisnya. Membentuk karakter kita, dan beliau berpesan bacalah buku sesuai usiamu yang memberikan pesan moral yang positif untuk membangun karakter di usiamu yang masih kecil.
Buku akan mempengaruhi pola pikir kita, karena setiap membaca buku meskipun buku sudah lepas dari kita, tapi isi dari buku akan tetap menempel kuat di pikiran kita. Kemudian kita mengikat ilmu dengan goresan – goresan lincah pena dari tangan kita, bait demi bait , larik per larik bahkan berlembar – lembar di buku kemudian melukiskan setiap kehidupan kita menjadi sebuah karya.
Yachhh, kumulai setiap karyaku dengan berliterasi yang sangat sederhana, yaitu merangkum setiap pelajaran dari sekolah dengan merangkum atau infografis. Bahkan membuat mind mapping membuat kita aktif membaca dan menyimpan materi dalam pikiran kita untuk melatih daya ingat kita dengan sebuah tulisan. Setiap hari ku selalu menyempatkan membaca nyaring di letsreadasia dengan aneka bahasa. Yaitu bahasa indonesi, jawa dan english, untuk menambah wawasan kita dengan memahami arti bahasa serta membangun tutur kata menjadi sopan dan lebih baik.
Tidak sampai disitu semangatku berliterasi, aku membuat jadwal rutin yaitu membaca 5 hari 1 buku cerita karena aku harus membagi waktuku dengan banyak kegiatan dan menyelesaikan tugas di sekolah. Aktif mengikuti kelas zoom read aloud dari penulis buku anak maupun penerbit. Untuk mendapat pengalaman dari berbagai mentor yang sudah ahli di bidangnya. Setiap ada waktu luang atau liburan, aku semangat mengikuti beberapa pelatihan kelas menggambar, membuat komik, cergam, bahkan pelatihan menulis siswa sasisabu dari tim MediaGuru.
Menulis adalah seni jemari lentik kita, menulis dari hal sederhana setiap kejadian pengalaman yang kita alami setiap hari akan menjadi kumpulan memory yang berkesan dalam hidup kita, suatu saat akan menjadi ide luar biasa dari karya tulis kita, setiap ada waktu kosong ku menulis pengalaman seruku di agenda harianku, terkadang juga kumenulis puisi dan pantun, semua terasa asyik asal kita melakukan dengan hati senang dan semangat.
Buku dan pena adalah sarana paling berharga yang mengubah jalanya cerita, banyak cerita perubahan perjalanan yang berawal dari buku dan pena bisa merubah kebodohan menjadi kepintaran, merubah tidak tahu menjadi tahu dan paham akan ilmu, dari tidak bisa berkarya akhirnya memiliki banyak karya, buku dan pena adalah lentera kehidupan yang menerangi manusia dan membuat manusia terus bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena tidak membiarkannya larut dalam kebodohan dan buta aksara.
Memburu banyak ilmu dengan buku
Kutulis kisah inspiratif dengan riang hati
Ayo kirim naskah di mediaguru
Mencari pengalaman seru bersama IKAPI
LITERASI MERDEKA


( G.Kinanti ) Dulu aku buta dengan angka Buta dengan aksara Pena pun bingung menulis cerita Karena tak gemar membaca Secarik kertas telah ibu berikan Kenapa tak engkau mainkan Di dalamnya banyak dekorasi tulisan Tapi, mengapa kertas itu hanya kau simpan ? Ku bangkitkan semangatku Wawasan luas telah menantiku Seluruh dunia terukir dalam buku Membaca menjadi budaya literasiku Ku baca semua samudra ilmu Kisah dunia bahkan binatang lucu Ikhlas setiap halaman tanpa jemu Aku berdialog untuk menjadi sahabatmu Sekarang kita sudah merdeka Membaca apapun yang kita suka Literasi di berbagai media Literasi merdeka membaca Malang, 23 Agustus 2022
MERDEKA DI ATAS KARYA

Dulu…. Kau sibuk dengan bambu Melawan mesin mesiu Langkahmu terus maju Perlahan melepas belenggu Ujung bambupun menjadi saksi Nusantara terus beraksi Bersimbah darah penuh ambisi Merdeka..!!! seluruh penjuru dimensi Merah putihku Semangatmu seperti geni Membakar pasukan kompeni Siang malam menantang maut Kilatan bambu runcing menyulut Koloni yang kian semrawut Menyimak sejarah empat lima Ruh dan jiwa tak ada harganya Merdeka…!! Merdeka…!! Merdeka !!! Mereka koma, bahkan tiada Nama harumnya pupus seketika Terkalahkan kura – kura ninja bahkan artis idola Ku kibarkan syair merdeka Alunan bait puisi Indonesia Sumpah anak merdeka Raih prestasi segunung, sepulau bahkan benua Kini berkibar syair sang saka Aku bisa membaca Aku bisa berkarya Aku anak Indsonesia Merdeka..!!! Literasi tiada tara.
JIWA MUDA SUKA BERKARYA

Jiwa Muda Suka Berkarya
Satu dua tiga dan empat
Pramuka itu hemat cermat
Ambil korek pasanglah lilin
Pramuka selalu dispilin
Pasti tak asing lagi pantun pramuka di atas yang sering dinyanyikan saat kegiatan pramuka, Yach Pantun ciptaan Bapak AT. Mahmud Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Yang muda yang berkarya supaya di kemudian hari mampu memiliki mahakarya.
Saat ini usiaku 7 tahun bergabung dengan Pramuka Siaga yang di bimbing oleh Bunda Cristin di sekolahku. Dalam Pramuka mengajarkan kedisiplinan, keteguhan, kepemimpinan, kesetiakawanan, dan cinta Tanah Air. Anak-anak Pramuka juga dikenal penuh semangat.
Saat Pandemi, Pramuka tak gentar untuk mampu berkarya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, memunculkan kreativitas di masa pandemi melalui teknologi dengan semangat yang tinggi. Dengan berbagai macam aktifitas daring yang kutemui. sangat seru sekali mulai menyanyi sampai tali temali. Tak hanya itu pramuka mempunyai segudang pengalaman ilmu, mengajarkan sopan santun, tutur kata yang baik dengan sikap disiplin, kupelajari juga kode kehormatan bagi seorang pramuka siaga yaitu Dwi Satya dan Dwi Darma.
Meskipun ku baru mengenal lambang pramuka, buah kelapa yang baru tumbuh, memiliki akar menancap kuat. Sama seperti semangatku yang kuat, berlatih mendapatkan Ide karya yang luas, supaya tidak menjadi generasi seperti air diatas daun talas yang mudah goyang kekanan dan kekiri tidak tegas.
Ada tunas yang tumbuh ke atas, pramuka harus mengejar mimpi setinggi langit. Pramuka harus mengobarkan bendera semangat berkarya membuat hasta karya.
sekarang waktunya membangkitkan gerakan pramuka di zaman teknologi. Pramuka juga harus mampu memunculkan kreativitas. Kegiatan sederhana yang melatih kemandirian pun kudapatkan dengan memakai pakaian rapi, menjaga kebersihan diri, melipat selimut dan merapikan tempat tidur secara mandiri bahkan menulis rapi nama perangkat pemerintahan di lingkunganku. Tak terasa aku sudah belajar mengenal nama Rt, Rw, Lurah sampai Camat yang selama ini belum aku kenal.
Kenangan termanis yang tak akan terlupa, saat belajar baris berbaris secara virtual pun sungguh asik, berdiri tegap berseragam coklat muda dan coklat tua, memancarkan semangat yang bergelora. Menjadi ksatria yang pantang menyerah berkarya untuk Sekolah, Nusa dan Bangsa.
Anak pramuka punya banyak cerita
Ada suka ada duka terkadang cinta
Praja muda karana
Jiwa muda suka berkarya.
Di leher, merah putih melingkar
Wahai tunas muda
Semangat tak pernah pudar
Salam Pramuka.
AKSARA KARYA TANPA BATAS
Larik aksaraku enggan kugoreskan pada kertas putih, bukanya aku malas tapi aku bingung menggoreskan tinta bermakna dengan usiaku waktu itu, yang masih sangat jauh untuk beranjak berkarya, bagaimana aku berbicara? apalagi bercerita, yang bukan untuk diriku sendiri, melainkan juga untuk orang lain, penghuni aksara bumi. Bukanya agar mereka mengerti tentang semua kehidupanku, kegiatanku, bahkan isi hatiku, tapi agar mereka tahu ada orang lain yang memiliki perasaan yang sama denganku, atau berbagi pengalamanku.

Perjalanan berkaryaku tidak datang begitu saja, kulewati lembah proses yang sangat dalam, butuh semangat dari seluruh sudut organ tubuhku. Kenapa demikian? karena aksara berbicara, perihal apa saja yang ingin ku bagikan. Aksara tak memiliki batas dimana? Kemana? dan kapan aku harus berhenti beraksara. Tak memiliki batas perasaan yang akan ku ceritakan. Aksara akan selalu bicara dalam duka dan suka citanya. Bebas berekspresi tanpa batas bagai elang terbang berotasi mengelilingi bumi yang dianggapnya pantas untuk mengisi.
Kisahku sangat haru untuk kubagikan, Doa yang kupanjatkan pada Sang Pencipta menjadi bimbingan atas segala kegiatanku. Suntikan semangat dan panutan guruku yang bertubi – tubi menghiasi karyaku, senyuman para mentor membagikan pengalaman dan ilmu sesuai keunikan masing – masing, menancap di akar ubun- ubunku, aroma rasa hasil tangan kreatif Ibuku menjadi nutrisi kesehatanku. Yahhh itulah berproses untuk menjadi lebih baik tanpa kesombongan.
Ku mulai berkarya saat usiaku 5 tahun, beranjak dari belajar menulis kalimat bersama guruku, banyak kesalahan dalam tulisanku, tapi selalu mendapat pujian darinya, supaya aku tetap percaya diri dengan tulisanku. Ku mulai di motivasi untuk berliterasi sederhana, membaca, mendongeng, bercerita dan menggambar. Dari aktif kegiatan rutin itu, aku mendapat banyak sekali pengalaman baru. Tak terasa aksarapun semakin menumpuk padaku, ku coba mengikuti berbagai lomba menulis untuk melatih berfikirku mengolah kosakata baru sesuai tema lomba itu.
Aksaraku tak datang tiba – tiba tanpa banyaknya pengalaman yang ku lalui, bersama orang – orang di sekitarku. Kupetik banyak sekali aksara mempesona dari hubungan eratku dengan guruku, kita saling bertukar aksara penuh makna lewat pesan singkat. Memiliki arti yang sangat penting bagiku. Sehingga kisah harianku bersamanya menjadi history dalam ajang lomba MediaGuru dengan judul Bapak Ibu Guru Kami Rindu Belajar dan Bertemu. Ku ingat jasa – jasa semua guruku dan kepribadian baiknya, tutur lembut kata-katanya, penuh makna nasehat semangatnya, tiada batas tiada tepi. Pengalaman itu menjadi sebuah karyaku dengan judul Jasa Guru Membekas Di Hati.
Selain itu pengalaman kegiatan sekolah virtual yang aku simpan dengan rapi, setiap kegiatan tugas harian aku laksanakan dengan semangat untuk mendapatkan hasil terbaik, dan mengobati semua rasa Lelahnya. Pengalaman itu aku susun secara unik dan asyik menjadi sebuah karya buku tunggalku Diari Virtual.
Semua kegiatanku, kisah ekspresif guru dan temanku serta gerak tingkahku, bahkan ekspresi beberapa guru di sekolahku, ku tulis di buku harianku setiap hari dan aku jadikan senjata perangku saat aku menulis cerita, puisi bahkan pantun. tak sedikit karyaku berupa Nonfiksi yang aku sajikan dengan kosakata yang unik untuk mempercantik dan mempengaruhi suasana hati para pembaca tulisanku.
Semua berkat pengalaman yang aku dapat secara nyata di kehidupanku bahkan tugas hasta karya bersama bunda Kristin pun, menghiasai buku antologi Pramuka Muda Berkarya, dari hal sederhana menjadi sebuah karya, yang luar biasa di ajang kompetisi siswa MediaGuru. Muliakan gurumu dengan karya – karya unikmu, sehingga terus tercipta semua jasanya yang tak akan pernah hilang, apabila kita tuangkan dalam karya tulisan. Idolakan semua gurumu karena jika kita memuliakan guru yang memberi ilmu pada kita, maka kita akan di muliakan banyak orang. Mereka tersenyum dan bangga akan karya tulisan kita.
Waktu berlibur ke pantai pun bisa menjadi sebuah karya tulisan Aku Berwisata Aku Bahagia, keseruan mencari ikan glodok di pantai pun menjadi sebuah karya picture book dengan judul teka teki ikan glodok. Dan masih banyak lagi karya komik dan karya gambarku berkat ide sederhana dari setiap kegiatanku yang selalu aku syukuri dan aku nikmati dengan semangat tanpa pamrih.
Aku juga selalu merasa haus dan tak pernah kenyang akan kegiatan literasi, tak berhenti di satu materi, ku ikuti kelas menulis dari berbagai acara webinar dan zoom dari sharing berbagai kelas online. Read aloud, mendongeng, menulis cerita anak, membuat komik, menggambar bahkan kelas literasi dengan pemecahan kasus yang ada pada sebuah cerita. Aku mencari pengalaman baru untuk meluaskan aksara dari berbagai mentor penulis buku anak maupun ilustrator yang sudah ahli di dunia masing – masing. Ku siapkan hari khusus sabtu dan minggu. Yang tak mengganggu hari padatku di sekolah. Semua kulakukan untuk meningkatkan kosakataku.
Tak lupa ku menyempatkan membaca meskipun hanya beberapa lembar setiap hari, karena kesibukan sekolah dan les yang aku miliki tak menjadikan alasanku untuk meninggalkan membaca. Kuciptakan semedi menulis yang rutin untuk mengembangkan ideku. Yang aku takutkan bukan karena tulisanku jelek tetapi melainkan tulisanku tidak selesai, jadi tamat adalah target utamaku. Jadi tidak ada alasan kita tidak membaca atau menulis karena tidak ada waktu. Kupernah membaca caption Dee Lestari “Orang – orang kreatif yang sukses biasanya berhadapan dengan isu kurang waktu, bukan kurang ide.”
Gejolak pribadiku tentang menulis memang dari kebiasaanku dengan dunia tulisan dan literasi. Tentu saja tentang menulis menjadi biasa, karena saat ini ku sedang menikmati gejolak asik menulis cerita, semua aku tulis dengan bebas sesuai gaya dan imajinasiku. Yahhhhhhh karena terkadang aksara tak butuh jadi pemanis kata, yang hanya membuat kita terpana bahkan terpesona, lalu lupa! aksara hanya ingin menjadi makna. Ya, bermakna bagi jiwa, bagi kita agar mampu berguna bagi sesama.
Aksara, kau memang ditakdirkan menjadi sekumpulan kata, Meski kadang tanpa makna, kau terus berkuasa atas segala isi dunia. Tapi percayalah, aksara yang ingin kugores pada secarik kertas putih ini Menjadi kata yang keluar dari isi jiwa, pengalaman, perjuangan tiada putus asa. Kamu seorang siswa, menulislah. Kamu seorang guru, menulislah. Kamu seorang polisi, menulislah. Kamu seorang tentara, menulislah. Kamu seorang dokter, menulislah. Apapun profesimu maka Menulislah dan lihatlah bagaimana menulis mengubahmu menjadi sosok yang baru.
Menulislah mulai dari sekarang.
Ikan bakar tanpa merica
Di makan bersama sambal terasi
Rajinlah menulis dan membaca
Menghasilkan aksara imajinasi.
AKU BERPUISI

AKU BERPUISI Dalam diriku ada mentari Sejuta asa berbinar – binar Setiap pagi datang menghampiri Bersamanya sekolahpun riang kulalui Kisahku saling melengkapi Meski, sulit untuk di mengerti Namun semua mudah kulewati Untuk bernafas bagai melati Ingin rasanya kupanjat langit Kutitipkan setiap jejak memoriku Tentang perjuangan hidup dan impianku Dengan berbagai rasa manis dan pahit Aku.... Berjuang menggapai harapan Terus bergerak tak menghiraukan keraguan Agar kelak harum di tujuan Aku berpuisi... Penuh syukur pada kehidupan Senja pun mulai sirna Saat langit cerah berganti warna Yang penuh akan cahaya Ribuan huruf menanti tuk kubaca Kini malampun telah datang Ditemani terangnya senyuman bintang Sehelai rambutku berdiri melesat terbang Tertiup angin dinginya malam Aku... Takkan menyiakan waktu Selalu sujud dalam lima waktu Suatu saat habis usiaku Aku tetap ada dalam puisiku ****
SEPASANG BOLA MATAKU MENJADI PENGAWAL LANGKAHMU
Aku melihat wajahmu membawa senyuman itu. Serbuk cahaya memancar di wajahnya. Rona hangat tertahan. Ia menatap lurus kedepan serasa tergesa – gesa, tanpa memperhatikan sekelilingnya. Langkah kaki itu berotasi sangat cepat di atas tanah seakan-akan tanah itu adalah awan lembut.

Sepasang bola mata gadis kecil yang berbaris senantiasa tajam mengawalnya. Di situ ku berdiri dengan meneteskan air mata basah penuh makna bahagia, sejujurnya hati kecil ini ingin mendekat, ingin melangkah tapi tak tahu arahnya kemana. Entahlah…mungkin sekujur tubuh terbuat dari jutaan bongkahan es yang membeku?
Terkadang pertemuan kita seperti arah mata angin, pandangan kita hanya di pucuk bulu mata, meskipun tidak ada isyarat untuk menunggu bertegur sapa , tapi entah mengapa senyuman ini masih tetap bertahan untuknya. Bayangan ku seolah menjadi alarm pengingat semangatnya.
Dan untuk itu aku mengagumimu Bu.Guru baju biru, Bahagia ini ketika hari demi hari ku mengukir rasaku lewat kata – kata ini, Melalui bait – bait manis yang terkesan sungguh nyata. Tanpa kusadari kekagumanku tak mau pergi, semakin lama layaknya seni yang bercorak warna warni.
Semesta juga mengijinkanmu datang, setiap ku butuh kosakata bantuan untuk menambah wawasan, terkadang terselip gejolak jenaka untuk menghidupkan kebahagiaan. Untuk berbaju dan berkerudung biru tetaplah kamu teguh, menyenangkan, menenangkan dan damai di antara derasnya arus deadline kehidupan.
Maaf atas pengawal langkahmu dengan tanpa sepengetahuanmu kedua bola mataku terpancar mengagumimu, berharap lihat aku sebentar bukan untuk mendapat pujian tapi pancaran semangat perjuangan.
Teacher My Friends

Sinar matahari yang masuk menembus gorden pertanda sudah memasuki waktu pagi. Cuaca hari ini begitu sejuk, angin yang berembus mengenai wajah begitu lembut, sepoi – sepoi membuat dedaunan menari – nari sangat indahnya.
Sungguh segar acar mentimun
Sebelum makan ku ucap Bismillah
Kita harus selalu jaga imun
Supaya bisa belajar di sekolah
***
Si Kipli hewan berbulu
Membaca buku untuk mendapat ilmu
Aku rindu sekolahku
Rindu bertemu Bu guruku
***
Aku sudah terlihat rapi dengan seragam SD baru, setelah selesai sarapan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam. Pancaran semangat bersinar di wajahku. Karena, hari ini pertama masuk ke sekolah selama Pandemi covid 19.
“ Bu….! Kinan sudah siap berangkat “ sambil menghampiri Ibu yang memanasi mobil.
“ Iya, Nan, ayo kita berangkat “ ujar ibu.
“ Eittss… sebentar Bu, botol minumku ketinggalan “ Seruku sambil berlari menghampiri meja makan.
“ Nan, sini sebentar!”
“ Kalau pakai masker yang benar, miring – miring begini? Sini Ibu betulkan “ seru ibu.
“ Sudah, ayo kita berangkat “ ujar ibu.
Aku bergegas masuk kedalam mobil dengan sangat semangat. Alasan membuatku bersemangat, karena segera ingin bertemu dengan teman – teman baru dan Bu guru. Sepanjang jalan ku tak berhenti memikirkan akan bertemu dengan Bu.Firoh. Yups ..beliau Bu guru TK B yang mengajarku secara daring selama pandemi. Letak sekolahnya bersandingan, tak lama kemudian sampailah di depan Sekolah AL –YA’LU Superior Elementary School.
“ Assalamu’alaikum!” sambil ku mencium tangan Ibu..
“ Wa’alaikumsallam, Semangattttttttt!” ujar ibu.
Ku buka pintu mobil dan melangkahkan kaki penuh riang menuju kelas, Sudah ada Bapak dan Ibu guru yang menyambut di depan untuk mengarahkan melakukan cuci tangan dan mengukur suhu tubuh.
“ Kinanti kelas berapa “ seru bapak setengah baya mengenakan baju batik sangat ramah.
“ Kelas satu, pak! “ ujarku.
“ oke, Kinan jalan lurus saja nanti ada ruang kelas satu, nah itu kelas Kinan” ujar Bapak itu.
“ Baik, pak terimakasih” jawabku.
“ O iya, kalau boleh tahu nama Bapak siapa? “
“ Nama Bapak, pak Aan!” jawabnya.
“ Makasih Pak Aan” Kinan terus melangkah menuju kelas.
Sesampainya di kelas Kinan menuju bangku yang kosong di barisan depan tepat di sebelah Gisel. Tak lama kemudian terdengar derapan langkah menuju kelas, semua murid duduk di kursi masing – masing dengan tegak dan rapi.
“Assalamualaikum anak –anak “ seru Bu Halijah.
“ Waalaikumsallam Warochmatullah wabarokatu” jawab serentak semua murid.
“ How are you”
“ Iam Happy thank you and you “ seru murid dalam kelas .
“ Iam Happy too “ jawab Bu Halijah.
“ Seperti biasa sebelum kegiatan belajar dimulai kita membaca Doa bersama –sama, ayo siapa yang akan memimpin Doa?” Tanyanya
“ Kinan Bu!” Seruku dengan mengangkat tanganku tinggi – tinggi.
“ Ayo semua siap grak, duduk rapi” teriak tegasBu.Halijah.
“ My friend are you ready” seruku.
“ yessssss, iam ready” jawab serentak semua murid.
“Hands up, lets pray before learning” seruku.
Setelah selesai berdoa, keseruanpun dimulai, Bu Halijah mulai mempresentasikam materi tentang Pengalaman Diri dan menyuruh murid – muridnya untuk membuat rangkuman di buku tulis.
“ Bu Halijah! saya lupa tidak membawa pensil” teriak Mirza.
“ Kok bisa lupa itu bagaimana to nak! “ ujar Bu Halijah menghampiri Mirza meminjami pensil.
“ Bu Halijah! buku saya ketinggalan!” seru Dina.
“ Sebelum berangkat di cek kembali ya bawaanya” Bu Halijah memberinya selembar kertas.
“Kinan! tulisanku salah, tapi lupa gak bawa penghapus” bisik rifki
“Ini pakai penghapusku” jawab kinan pelan meminjamkan penghapusnya.
Bu Halijah guru yang very friendly, selalu seru dengan celetuk akrabnya bersama murid – muridnya. Selalu semangat menjelaskan materi sampai semua muridnya mengerti.
“ Bu, Halijah, Kinan izin ke toilet!” seru Kinan menghampiri Bu guru.
“ Silahkan, cepat kembali ke kelas” jawab Bu Halijah.
“Baik bu…!” serunya.
Ada yang memanggilku dari belakang, setelah kutengok ternyata Gisel.di sepanjang jalan ke toilet ku intip beberapa kelas yang kulewati, sreettt kulirik ruang kelas 2, wah Pak Krisna dengan beberapa muridnya memeragakan gerakan olahraga di depan kelasnya.Terlihat mereka sangat menikmati keseruan belajar.
Ku melihat sekeliling terkejut dengan antrian panjang di depan toilet, Gisel menekuk beberapa jarinya sampai berbunyi, untuk menghilangkan kebosanan menunggu antrian. Akhirnya ku bercerita padanya setelah pulang sekolah akan bertemu dengan Bu.Firoh. Kuceritakan semua kedekatan pengalaman masa TK yang seru bersamanya, Gisel pun merasa penasaran dengan Bu.Firoh.
“ Gisel jangan melamu! Buruan masuk toilet” seruku mengagetkanya.
“ Ah… lega sekali” gumam Gisel sambil menarik tanganku.
Lariiiiiiiii……kita bergegas menuju kelas dengan berdebar – debar membayangkan wajah merahnya Bu Guru karena terlalu lama ke toilet. Terdengar suara bersautan dari dalam kelas, sepertinya ada quiz dari Bu guru.
“Assalamualaikum …!” seruku bersama Gisel saat masuk kelas.
“ Waalaikumsallam” Jawab Bu guru.
Baru saja ku menempati tempat dudukku, tiba – tiba lentingan suara menunjukku.
“ Kinan…! sebutkan contoh pengalaman yang tidak menyenangkan?” Bu Halijah menghampiriku sambil tersenyum.
“Di marahi Ibu ……..” jawabku dengan cepat.
Serentak teman- teman menertawakanku, di bangku paling ujung ku menatap Rifki yang juga ikut tertawa sambil memberi jempol kepadaku, aku pun tersenyum padanya.
Yeay!
Akhirnya jam pulang sekolah datang juga. Yup, saat ini adalah hari yang kunantikan selama 2 tahun pandemi.
Tiba – tiba gisel berbisik padaku, “Nan lihat itu ada Bu.Firoh.
Ku tengok di sudut pintu kelas, terlemparlah senyumnya padaku. Murid – Murid berlarian keluar kelas dengan sangat riang membawa pulang ilmu yang diberi oleh Bapak dan Ibu guru. Tak lama kemudian, Bu guru cantik, terlihat manis memakai kerudung pink motif bunga, senyumanya sangat ramah lingkungan menghampiriku. Akupun merasa bahagia bertemu denganya secara nyata, rinduku terasa terobati seketika.
“ Nan, duduk sini lo!” perintahnya sambil menunjuk kursi di sebelahnya.
Akupun bergegas duduk di sebelahnya, kulihat beliau memegang kotak cookies transparan. Diberikanlah padaku kotak transparan yang berisi semut rang – rang, yachhh… memang pernah ku berdiskusi dengan beliau, penasaranku terhadap semut rang – rang yang membesar di benakku.
“ Nan, apakah pengamatan semut Rang – rang akan berlanjut “ seru Bu.Firoh
“ InsyaAllah, Bu..!karena aku sangat penasaran sekali, dengan sarang, dan macam semut Rang – rang” jawabku.
“ Kinan, sudah di jemput Ibu di depan” Kata Bu. Halijah.
“ Baik Bu!” jawabku
“ Bu Firoh, Kinan pulang dulu ya, terimakasih untuk pengalaman seru hari ini” ucapku.
“ Okey… sama – sama kinan “ jawab Bu.Firoh.
“ Setelah pengamatan, Di buat cergam ya” usulnya.
“ Siap! Assalamualaikum” seruku sambil ku mencium tanganya.
“ Wa’alaikumsallam “ Jawab beliau.
Akupun bergegas pulang dengan membawa sejuta impian, kebahagiaan, menikmati momen kebersamaan, kenangan akan tersimpan sebagai persahabatan. Dan 1 bulan kemudian selesailah cergam buatanku yang berjudul Rang – rang Si Koki Hebat.
Pesona Emak Indonesia
Derapan langkah kakimu, menggendang di telingaku sebelum ayam berkokok. Sentuhan halus tanganmu tidak ketinggalan mendarat di keningku dan membelai rambutku, sering kurasakan bibirmu yang menancap di keningku.
” Nan, ayo bangun sudah setengah lima, sholat subuh yuk !” seru Ibuku yang Setiap hari menjadi alarm hidup bagiku
“ Aaaaaa Silau “ sambil ku menggeliat dan memandang sorotnya lampu kamarku, dan bergegas bangun menuju kamar mandi, kemudian bergegas ke ruang mushola dalam rumahku untuk menunaikan sholat subuh.
Namaku kinan, aku berumur 6 tahun. Aku berasal dari keluarga sederhana yang sangat Humoris dan ceria, Ibuku bekerja mengurusku setiap hari, ayahku bekerja di jakarta, jauh dari rumah. Aku anak tunggal yang sangat beruntung yang belum punya adik. Sosok tinggi berambut panjang, suara melengking penuh semangat itulah Ibuku . Tidak tahu mengapa hati ini mudah sekali nurut pada sosokmu. Dirimu yang ceria, penuh perhatian, juga kasih sayang.
Brakkkkkkk !!!! Ku hampiri suara itu, ternyata si chilik, seekor kucing kecil yang ku ambil dari jalanan waktu bersepeda pagi, untuk aku rawat. Ternyata dia bermain dengan boneka tikus, sampai dia menabrak pintu rumah.
Kemudian ku hampiri Ibuku yang sedang menyiapkan bahan untuk memasak.
“ Bu…… kinan bermain bersama chilik sebentar boleh “
“ Iya …. minta tolong di cek sekalian, makanan dan minuman di kandang si Kipli dan Lingling, kalau habis kinan tambahin makananya dan ganti air minumnya ya….!!!! “
” siap, oke bu “ jawabku semangat
Setelah selesai bermain, ku membantu Ibu memasak. Memotong-motong sayuran dan kawan-kawannya. Aku melirik Ibuku yang sedang fokus mengaduk nasi di panci. Lalu aku bersiap menanyakan sesuatu pada ibu. Sambil berdoa dalam hati semoga pertanyaan yang akan kuluncurkan tak membuat nya marah .
“Bu, kapan aku dibelikan ponsel?”
“Nanti kalau sudah kelas 3 “ jawabnya singkat sambil memasukkan nasi ke dalam dandang. Kemudian ibu menoleh kepadaku
” Memangnya ipad itu kenapa?” Telunjuk Ibuku mengarah pada ipad yang tergeletak di meja. “ sambil melempar tatapan curiga kepadaku.
Yachhh memang, selama ini aku terdidik tanpa game di ponsel, aku mempunyai ipad yang di belikan oleh ayahku semenjak aku TK, tapi semua terpantau oleh ibuku. Hanya aplikasi Room To Read, gramedia digital, youtube, dan aplikasi KBBI. Sempat aku mengutarakan Ingin bermain game dengan ponsel seperti teman – temanku. Tapi ibuku belum mengijinkan. Dengan alasan anak kecil mudah terpengaruh dengan game dan akan lupa waktu. Akupun tak bisa berkata apa – apa karena jawaban Ibuku hanya “ tidak” .
Aku bergegas mandi, setelah kulihat menu sarapan sudah tertata lengkap di meja makan. sayur bayam, botok tahu dan ikan pindang. Setelah selesai kita sarapan bersama dan mulai aktifitas belajar bersama.
“ kinan, sudah lihat jadwal hari ini “ tanya Ibuku
“ Sudah bu “ dalam hatiku jadwalku hari ini panjang seperti gerbong kereta ada jadwal membaca cerita bahasa jawa, ada deadline menulis puisi.Hadehhhh sebenarnya pusing sih tapi nanti kena semprit ibuku, jadi aku senyum – senyum aja .
“ ayo kita mulai “ Teriak ibuku
Seperti biasa, sebelum sekolah Daring. Ibukku memanduku untuk melakukan senam supaya badanku tidak kaku dan sehat, kemudian aku mengerjakan semua tugas sekolah mulai menonton video materi, merangkum materi, sampai mengerjakan quiz semua aku kerjakan sendiri. Ibukku hanya sebagai satpam yang mondar mandir sambil sesekali melihat pekerjaan sekolahku.
“ ayo ini di hapus “ sambil menunjuk tulisanku yang segede biji jagung
Aku hanya tersenyum sambil berkata dalam hati kok ya ketahuan xixixixi, meskipun ibuku sering begitu tapi aku merasa senang karena ibuku selalu perhatian padaku, setiap secuil kesalahan selalu memberi perbaikan padaku. Ku tengok sejenak di catatan alarm ibuku di sepotong kertas mini yang bertuliskan, 16.00 – 17.00 membaca cerita di letsreadasia baca cerita yang menggunakan bahasa jawa. 18.30 deadline menulis puisi tentang Budi Utomo.
Ku tepuk jidat ku sambil berkata dalam hati “ kaum deadliners harus beraksi “. Ibuku ini emak super, pernah ku mengamati betapa sibuknya ibuku , bangun tengah malam sudah ribut dengan suara panci, alunan musik peralatan dapur sutil dan wajan seperti tak bisa lepas dari rutinitasnya. Belum lagi suara mesin cuci wung …wung…wung . Dan hangatnya aroma uap setrika, Tapi masih semangat mendampingiku membaca dan belajar. Tak lupa mengingatkanku sholat 5 waktu supaya tak terlewat.
Setelah kegiatan sekolah dan tugas – tugas selesai, kuberdiri di depan jendela mushola . Menatap sejuknya awan yang mengeluarkan rintikan hujan yang membuatku tersenyum dan menghirup segarnya udaranya.
“ Nan, setelah sholat ashar jangan lupa membaca ceritanya !”
“ Baik bu “ jawabku dengan singkat”
“ Kita baca berdua ya bu “ kataku
“ Boleh, ayo kita membaca bersama “ jawab ibuku sambil mendekatiku
Kita duduk bersebelahan di depan laptop. Kemudian memulai memilih cerita javanese dengan judul Arep Digawa menyang Endi ? , akupun tertarik dengan cerita yang di tulis oleh Intan Tri Istanti.
“Sreg … sreg … sreg …. Tukik-tukik wiwit netes. Pesisir! Segara! Kabeh tukik kudu mrana! Plung! Plung! Plung! Untunge, tukik-tukik wis nyemplung ing banyu. Oh! Oh! Tukik arep digawa menyang endi? Tuluuung!. Itulah sepenggal cerita yang aku baca. Seru sekali, sesekali ku melihat wajah ibuku tersemyum mendengar logat bacaku yang lucu karena baru pertama kali berbahasa jawa. Kemudian ibuku menjelaskan arti cerita itu, supaya aku paham ceritanya.
Hujan semakin deras saja malam ini, Waktu itu tepat tanggal 3 oktober, aku di perlihatkan informasi lomba menulis periode oktober 2021. Yaitu lomba mengarang puisi dengan tema
“ UNTUK INDONESIA : Sebuah Kisah, Cita – cita dan Harapan “
“ Kinan ada tantangan membuat puisi, berani mencoba itu keren lho” kata Ibuku
Aku mencoba membaca dan mengamati semua informasi yang ada di persyaratan lomba tersebut. Kemudian Ibuku memberiku begitu banyak cetakan materi tentang puisi, majas, sejarah Budi Utomo sampai Sumpah Pemuda.
“ Aduhhhhh banyak sekali ini materinya, membuatku semakin pusing “
sambil ku membaca dan memberi tanda, kosakata sulit dengan menggunakan stabilo. Kemudian aku merangkum dan mencari artinya di kamus KBBI. Pertama kali membaca baru lembar pertama sudah mendapat kosakata yang belum aku mengerti yahhhh itu adalah Propaganda . Kemudian aku mencari di KBBI. Entah kenapa mataku tertuju dengan tulisan biru yang terbaca tesaurus.
Ahaaaa aku kan punya Ibu kedua yang bisa aku tanya, ku kirimkan pesan suaraku yang imut ke Bu Guruku.
“ Tesaurus juga tautan link kamus, Nan “
“ Yaitu makna kata sesuai kaitan maknanya. Coba nanti kinan klik ya “
“ Langsung di klik ya kinan “ begitu pesan suara Bu Firoh
“ owalah – owalah ternyata link itu alamat websitenya ya Bu Firoh, baru tahu aku “ balasan pesan suaraku
Di waktu malam itu pusingku berkeliling, Bu Firoh menghiburku dengan banyak mengirim gambar hati yang lucu – lucu.
“ Bu Firoh itu gambar peluknya so so so cocok banget untuk kita, karena Bu Firoh suka warna biru, kinan suka warna pink. Jadi yang baju biru Bu Firoh yang baju pink itu Kinan “
“ jadi sama – sama gendutnya dong “ ku kirim pesan suara sambil ketawa
“ Sepanjang gerbong Naaaaaan…. ketawanya “ jawab pesanya dengan stiker yang sangat panjang sepanjang gerbong.
Aku mencoba konsentrasi, membaca dari berbagai sumber tentang kisah heroik Budi Utomo dan Sumpah Pemuda. Akhirnya aku menemukan judul yang aku suka. Sebelum ku memulai menulis, tiba – tiba yachhhhh aku merasa lapar .
“ Bu aku mau makan, lapar ?”
“ Ini sudah malam lo nan, Ibu sudah gak punya sayur “ jawab Ibuku
“ Ayam goreng penyet aja Bu! “ kataku setelah membuka kulkas ada ayam yang udah di bumbuin tapi belum di goreng.
Ibuku mencoba tersenyum menahan marah, giginya gemerutuk menahan emosi, karena sudah larut malam, aku memesan makanan di sela waktu istirahatnya.
“ sudah matang nan, ayam penyetnya, di makan dulu keburu dingin “ perintah ibuku
“ Terimakasih Bu “ sambil kudaratku bibirku di pipinya
“ Sama – sama “ jawab ibuku
Alhamdulillah aku merasa lebih segar setelah makan malam, aku bisa fokus untuk mencari inspirasi dan merangkai kata – kata. Aku bahagia sekali mempunyai dua emak super, super keren, super sabar, super gokil, super power, super membimbing dan super menghibur. Pesona emakku terpancar ke seluruh tubuhku Nasehat baiknya selalu aku ingat. Ibuku sering berkata kepadaku.
“Nan…. teruslah berusaha dan belajar untuk menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas dalam segala hal , ikhlas belajar, ikhlas berbagi keceriaan, karena ikhlas itu bagian dari bahagia nan. Tidak ada kebahagaiaan yang dapat mengalahkan rasa bahagia dari sebuah keikhlasan.”
Ibu, semoga ikhlasmu merawat dan mendidik ku, menjadi sebuah kebahagianmu sepanjang waktu.
Naik pesawat ke Maluku
Tidak lupa membeli talam sagu
Ibu begitu indah telapak kakimu
Di sanalah tempat surgaku
***
I love U Ibu.